Surabaya: Tiga daerah di Jawa Timur yaitu Ngawi, Tuban, dan Bojonegoro, terdampak pencemaran limbah Sungai Bengawan Solo dari Jawa Tengah. Kini, warna Sungai Bengawan Solo di daerah tersebut berubah menjadi warna merah.
"Iya benar, air sungai Bengawan Solo di Bojonegoro ada perubahan warna, dari yang sebelumnya agak bening, berubah menjadi merah," kata Khoirur Rosyid, warga Bojonegoro, kepada Medcom.id, Rabu, 4 Desember 2019.
Rasyid mengaku belum tahu apa penyebab air sungai tersebut tiba-tiba berubah warna. Menurutnya, perubahan warna itu terjadi sejak beberapa hari yang lalu. "Mungkin sekitar empat hari ada perubahan warna merah ini," kata bapak satu anak.
Selain di Bojonegoro, perubahan warna Sungai Bengawam Solo juga terjadi di Kabupaten Tuban. Tuban merupakan salah satu daerah yang dialiri Sungai Bengawan Solo dari Jateng. "Kalau di Tuban adanya perubahan warna Sungai Bengawan Solo sejak empat harian yang lalu," kata Tatang Mahardika, salah satu warga Tuban.
Tatang heran kenapa ada perubahan air di Sungai Bengawan Solo di Tuban. Sebab, kata Tatang, biasanya kondisi air sungai terpanjang di Pulau Jawa ini tidak separah seperti sekarang. "Kayanya aliran Sungai Bengawan Solo di Tuban ini, mendapat limpahan limbah dari kawasan hulu Jateng," katanya.
Demikian juga dengan air Bengawan Solo di Kabupaten Ngawi, juga mengalami perubahan warna sejak sekitar sepekan yang lalu. Wibowo Santoso, warga Ngawi, mengaku belum mengetahui penyebab perubahan warna pada Sungai Bengawan Solo.
"Saya hanya sempat melihat berita, pemicunya dari limbah perusahaan di Jateng. Mungkin Sungai Bengawan Solo di sini (Ngawi, red.), terkena imbasnya," ujarnya.
Surabaya: Tiga daerah di Jawa Timur yaitu Ngawi, Tuban, dan Bojonegoro, terdampak
pencemaran limbah Sungai Bengawan Solo dari Jawa Tengah. Kini, warna Sungai Bengawan Solo di daerah tersebut berubah menjadi warna merah.
"Iya benar, air sungai Bengawan Solo di Bojonegoro ada perubahan warna, dari yang sebelumnya agak bening, berubah menjadi merah," kata Khoirur Rosyid, warga Bojonegoro, kepada Medcom.id, Rabu, 4 Desember 2019.
Rasyid mengaku belum tahu apa penyebab air sungai tersebut tiba-tiba berubah warna. Menurutnya, perubahan warna itu terjadi sejak beberapa hari yang lalu. "Mungkin sekitar empat hari ada perubahan warna merah ini," kata bapak satu anak.
Selain di Bojonegoro, perubahan warna Sungai Bengawam Solo juga terjadi di Kabupaten Tuban. Tuban merupakan salah satu daerah yang dialiri Sungai Bengawan Solo dari Jateng. "Kalau di Tuban adanya perubahan warna Sungai Bengawan Solo sejak empat harian yang lalu," kata Tatang Mahardika, salah satu warga Tuban.
Tatang heran kenapa ada perubahan air di Sungai Bengawan Solo di Tuban. Sebab, kata Tatang, biasanya kondisi air sungai terpanjang di Pulau Jawa ini tidak separah seperti sekarang. "Kayanya aliran Sungai Bengawan Solo di Tuban ini, mendapat limpahan limbah dari kawasan hulu Jateng," katanya.
Demikian juga dengan air Bengawan Solo di Kabupaten Ngawi, juga mengalami perubahan warna sejak sekitar sepekan yang lalu. Wibowo Santoso, warga Ngawi, mengaku belum mengetahui penyebab perubahan warna pada Sungai Bengawan Solo.
"Saya hanya sempat melihat berita, pemicunya dari limbah perusahaan di Jateng. Mungkin Sungai Bengawan Solo di sini (Ngawi, red.), terkena imbasnya," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)