Ilustrasi.
Ilustrasi.

Vegetasi di Gunung Merapi Berisiko Terbakar Akibat Erupsi

Ahmad Mustaqim • 02 Oktober 2023 13:26
Yogyakarta: Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) mencatat kebakaran hutan akibat luncuran material panas terjadi beberapa kali. Pihak TNGM berupaya melakukan penanganan dan pencegahan.
 
Kepala Balai TNGM, Wahyudi menjelaskan, luncuran material erupsi Gunung Merapi tak selalu menyebabkan kebakaran. Pengawasan dilakukan di berbagai titik yang memiliki risiko kebakaran itu. 
 
"Seperti pada 30 September 2023, guguran terjadi pukul 11.42 WIB ke hulu Kali Krasak dengan jarak luncur 1.600 meter. Kebakaran sudah tidak terlihat pada pukul 12.07 WIB," kata Wahyudi, Senin, 2 Oktober 2023. 

Pagi ini juga terjadi beberapa kali guguran material panas. Wahyudi menjelaskan guguran yang teramati terjadi pukul 06.43 WIB dengan jarak luncur 1.000 meter ke arah Kali Boyong. Kemudian, disusul guguran pada pukul 6.53 WIB tidak teramati adanya vegetasi yang terbakar di hulu Boyongdari CCTV Plawangan. 
 
"Guguran pada pukul 6.53 WIB tidak teramati adanya vegetasi yang terbakar di hulu Boyong dari CCTV Pangukrejo," kata dia. 
 
Baca juga: BPPTKG Catat Titik Panas di 2 Hulu Sungai Gunung Merapi

Pada pukul 07.40 WIB, terjadi guguran dengan jarak luncur 1.700 meter ke arah Kali Bebeng. Menurutnya, peristiwa itu teramati kepulan asap di hulu Bebeng pasca-kejadian guguran. Kemudian kepulan asap di hulu Bebeng sudah tidak teramati pada pukul 9.00 WIB. 
 
Wahyudi mengatakan lembaganya berkoordinasi dengan kepolisian, masyarakat, maupun relawan untuk pemantauan, baik di wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, maupun Kabupaten Sleman, DIY. Salah satu titik lokasi pemantauan dilakukan di Tugu Suharto Jurang Jero, Magelang. 
 
Pemantauan di Kabupaten Sleman dilakukan di kawasan Turgo Kecamatan, Pakem. Hasil pantauan terakhir api sudah padam. 
 
"Balai TNGM telah melakukan koordinasi dengan BPPTKG terhadap arah dan jarak luncuran. Selain juga pemantauan terhadap titik api yang mengenai vegetasi. Hasil pemantauan pada 2 Oktober sudah tidak terpantau kepulan asap," ujarnya. 
 
Ancaman kebakaran masih terjadi menyusul status siaga Gunung Merapi dan musim kemarau berlangsung hingga beberapa bulan ke depan. Wahyudi mengatakan berupaya sosialisasi ke masyarakat serta patroli dengan pihak aparat.
 
"Kami terus sosialisasi ke masyarakat, termasuk meningkatkan patroli pencegahan kebakaran melibatkan Masyarakat Peduli Api atau MPA dan masyarakat mitra Polhut (MMP)," ungkapnya. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan