Kupang: Sebanyak 21 warga di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) meninggal akibat serangan penyakit demam berdarah dengue (DBD) kurun waktu Januari-Maret 2020.
Data pada Dinas Kesehatan NTT, penyakit demam berdarah melanda enam kabupaten/kota dengan 1.831 kasus. Sebanyak 21 orang di antaranya meninggal.
Enam daerah yang sedang dilanda serangan penyakit DBD di NTT yaitu Kabupaten Sikka. Status kejadian luar biasa (KLB) DBD telah ditetapkan di wilayah itu dengan pertimbangan memiliki 1.057 kasus dengan 11 orang meninggal. Kemudian di Kota Kupang, kasus DBD mencapai 300, dan empat orang di antaranya tewas.
Baca juga: 9 Warga Sikka Meninggal karena DBD
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, Retnowati, mengatakan, wilayah Kota Kupang yang terdiri dari enam kecamatan semuanya sudah terpapar kasus DBD.
"Kecamatan Maulafa merupakan daerah yang memiliki kasus DBD tertinggi dengan jumlah penderita yang meninggal mencapai tiga orang," kata Retnowati.
Kasus DBD di NTT tahun ini meningkat ketimbang 2019. Berdasarkan data Dinas Kesehatan setempat, Kota Kupang berstatus KLB DBD dengan jumlah penderita yang meninggal sebanyak delapan orang. Sedangkan di Kabupaten Lembata, angka kasus DBD pada tahun itu mencapai 200 kasus dan dua penderita meninggal.
Kemudian di Kabupaten Alor, tercatat 98 kasus dan dua orang penderita meninggal. Sementara di Kabupaten Belu tercatat 136 kasus dengan dua penderita DBD meninggal.
"Kabupaten Sumba Timur yang pernah mengalami KLB DBD pada 2019 saat ini hanya memiliki 28 kasus tanpa ada penderita DBD meninggal," pungkasnya.
Kupang: Sebanyak 21 warga di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) meninggal akibat serangan penyakit demam berdarah dengue (DBD) kurun waktu Januari-Maret 2020.
Data pada Dinas Kesehatan NTT, penyakit demam berdarah melanda enam kabupaten/kota dengan 1.831 kasus. Sebanyak 21 orang di antaranya meninggal.
Enam daerah yang sedang dilanda serangan penyakit DBD di NTT yaitu Kabupaten Sikka. Status kejadian luar biasa (KLB) DBD telah ditetapkan di wilayah itu dengan pertimbangan memiliki 1.057 kasus dengan 11 orang meninggal. Kemudian di Kota Kupang, kasus DBD mencapai 300, dan empat orang di antaranya tewas.
Baca juga:
9 Warga Sikka Meninggal karena DBD
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, Retnowati, mengatakan, wilayah Kota Kupang yang terdiri dari enam kecamatan semuanya sudah terpapar kasus DBD.
"Kecamatan Maulafa merupakan daerah yang memiliki kasus DBD tertinggi dengan jumlah penderita yang meninggal mencapai tiga orang," kata Retnowati.
Kasus DBD di NTT tahun ini meningkat ketimbang 2019. Berdasarkan data Dinas Kesehatan setempat, Kota Kupang berstatus KLB DBD dengan jumlah penderita yang meninggal sebanyak delapan orang. Sedangkan di Kabupaten Lembata, angka kasus DBD pada tahun itu mencapai 200 kasus dan dua penderita meninggal.
Kemudian di Kabupaten Alor, tercatat 98 kasus dan dua orang penderita meninggal. Sementara di Kabupaten Belu tercatat 136 kasus dengan dua penderita DBD meninggal.
"Kabupaten Sumba Timur yang pernah mengalami KLB DBD pada 2019 saat ini hanya memiliki 28 kasus tanpa ada penderita DBD meninggal," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)