Masjid Agung Demak. Foto: Medcom.id/Rhobi S
Masjid Agung Demak. Foto: Medcom.id/Rhobi S

Kiprah Sultan Trenggana di Nusantara

Rhobi Shani • 07 September 2019 15:57
Demak: Sultan Trenggana secara geneologis merupakan putra dari Raden Fatah hasil perkawinannya dengan Putri Cina. Sultan Trenggana merupakan adik Ratu Mas, istri Pangeran Cirebon. Sultan Trenggana memimpin kerajaan Demak selama 25 tahun, mulai tahun 1521 hingga 1546 menggantikan Adipati Unus.
 
Tim pakar Yayasan Dharma Bakti Lestari, Alamsyah, mengungkap berbasis catatan perjalanan, menggunakan karya penulis Belanda, dan sumber tradisional untuk mendeskripsikan Sultan Trenggana. Joao de Barros dalam bukunya Da Asia menggambarkan relasi antara Sultan Trenggana dengan dengan Falatehan, putra Pasai yang kecewa ketika wilayahnya dikuasai oleh Portugis.
 
"Dalam buku itu digambarkan Falatehan menikahi seorang saudari raja. Atas izin Raja Demak, Sultan Trenggana, sekitar 1525 hingga 1527, Falatehan pergi ke Banten untuk menyebarkan agama Islam serta merebut Pelabuhan Banten dan Pelabuhan Kalapa dari kekuasaan Raja Sunda," ungkap Alamsyah pada diskusi membedah sosok Sultan Trenggana di Kabupaten Demak, Sabtu, 7 Sepetember 2019.

Pada masa pemerintahan Sultan Trenggana upaya yang dilakukan adalah perluasan kekuasaan dengan mengirim pasukan di bawah pimpinan Falatehan. Kontribusinya sebagai pendiri Banten terhadap Sultan Trenggana terlihat dalam ekspansi ke arah barat sekitar tahun 1525. Dari wilayah ini dilakukan ekspedisi ke pedalaman dan ke pelabuhan-pelabuhan.
 
"Pada tahun 1527 Sunda Kelapa berhasil ditaklukkan. Peristiwa pendudukan Sunda Kelapa ini menggagalkan Portugis di bawah pimpinan Henri Leme melakukan perjanjian dengan raja Sunda," ujar Alamsyah.
 
Alamsyah menyatakan ekspansi yang diadakan Demak ke Jawa Barat tujuannya untuk mendahului kemungkinan dominasi Portugis. Begitu pula kemenangan Hasanudin, putra Falatehan, menduduki Sunda Kelapa ditandai oleh penggantian nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta.
 
"Dalam perkembangannya, Hasanudin memerintah di Banten, sedang Falatehan melanjutkan ekspansi ke Cirebon," kata Alamsyah.
 
Selain ke wilayah barat, Alamsyah menambahkan, Sultan Trenggana melakukan ekspansi ke wilayah Jawa Timur. Negara asal Majapahit yang berhasil ditaklukan, seperti Tuban pada tahun 1527. Kemudian Wirasari pada tahun 1528, Gegelang (Madiun) tahun 1529, Medang Kamulan (Blora) tahun 1530, Surabaya tahun 1531, Pasuruhan tahun 1535. Lalu, Lamongan, Blitar, dan Wirasaba ditaklukkan pada tahun 1541-1542.
 
"Pada masa Sultan Trenggana ini beberapa wilayah di bawah pengaruhnya adalah Sumatera di daerah Palembang dan Jambi serta pulau Kalimantan," terang Alamsyah.
 
Perwakilan YDBL, Edi Hidayat, mengatakan dari gambaran tentang perjalanan Sultan Trenggana, menunjukkan Sultan Trenggana adalah tokoh riil. Sultan Trenggana telah memberi kontribusi bagi nusantara. Semangat untuk mengeliminasi pengaruh Portugis di Jawa begitu kuat.
 
"Sebagian besar masyarakat mengetahui sejarah, eksistensi, dan kiprah Sultan Trenggana sebagai raja Demak. Buku catatan tentang Sultan Trenggana dan artefak peninggalan juga masih bisa dilihat sampai saat ini," pungkas Edi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan