Bangka: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung, mengingatkan nelayan tradisional untuk mewaspadai gelombang pasang.
"Saya ingatkan nelayan yang melakukan penangkapan ikan untuk tetap mewaspadai gelombang di area penangkapan, karena saat ini ketinggian gelombang mencapai lebih kurang lima meter," kata Kepala BPBD Kabupaten Bangka Nursi di Sungailiat, Minggu, 25 Desember 2022
Dia mengatakan ketinggian gelombang air laut yang mencapai lima meter cukup membahayakan bagi kapal tradisional yang umumnya hanya berkapasitas di bawah 10 gros tone.
"Kapal nelayan yang terpaksa melaut harus dilengkapi dengan alat keselamatan jaket pelampung, lampu isyarat, dan kelengkapan keselamatan yang lain," ujarnya.
Nursi juga mengingat masyarakat pesisir untuk mewaspadai terjadinya banjir rob yang disebabkan pasang surut air laut.
"Meskipun banjir rob sifatnya hanya sementara, bagi masyarakat di pemukiman pesisir pada dataran rendah harus tetap mewaspadai dengan cara menyelamatkan properti rumah jika air masuk ke pemukiman warga," kata dia.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Bangka Lukman mengimbau nelayan yang terpaksa melaut segera kembali ke pelabuhan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
"Gelombang air pasang biasanya disertai angin kencang yang sangat membahayakan bagi kapal nelayan," kata Lukman.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Bangka: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangka, Kepulauan
Bangka Belitung, mengingatkan nelayan tradisional untuk mewaspadai
gelombang pasang.
"Saya ingatkan
nelayan yang melakukan penangkapan ikan untuk tetap mewaspadai gelombang di area penangkapan, karena saat ini ketinggian gelombang mencapai lebih kurang lima meter," kata Kepala BPBD Kabupaten Bangka Nursi di Sungailiat, Minggu, 25 Desember 2022
Dia mengatakan ketinggian gelombang air laut yang mencapai lima meter cukup membahayakan bagi kapal tradisional yang umumnya hanya berkapasitas di bawah 10 gros tone.
"Kapal nelayan yang terpaksa melaut harus dilengkapi dengan alat keselamatan jaket pelampung, lampu isyarat, dan kelengkapan keselamatan yang lain," ujarnya.
Nursi juga mengingat masyarakat pesisir untuk mewaspadai terjadinya banjir rob yang disebabkan pasang surut air laut.
"Meskipun banjir rob sifatnya hanya sementara, bagi masyarakat di pemukiman pesisir pada dataran rendah harus tetap mewaspadai dengan cara menyelamatkan properti rumah jika air masuk ke pemukiman warga," kata dia.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Bangka Lukman mengimbau nelayan yang terpaksa melaut segera kembali ke pelabuhan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
"Gelombang air pasang biasanya disertai angin kencang yang sangat membahayakan bagi kapal nelayan," kata Lukman.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)