ilustrasi. ANTARA/Ridwan Triatmodjo
ilustrasi. ANTARA/Ridwan Triatmodjo

Tim Forensik Unhas Autopsi Jasad Pendeta Yeremia Zanambani

Antara • 05 Juni 2021 10:37
Jayapura: Kepala Polda Papua, Inspektur Jenderal Polisi Mathius Fakhiri, mengungkapkan tim forensik dari Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, akan mengautopsi jenazah Pendeta Yeremias Zanambani di Hipadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.
 
Tim forensik terdiri dari Tim Gabungan Pencari Fakta (TPGF) Intan Jaya beserta Komnas HAM sudah bergabung di Sugapa, ibukota Kabupaten Intan Jaya. 
 
"Namun kapan otopsi dilaksanakan belum ada laporan lebih lanjut, mungkin hari ini, Sabtu, 5 Juni 2021," kata Mathius di Jayapura, Sabtu, 5 Juni 2021.
 
Autopsi jenazah dilakukan untuk memastikan penyebab meninggalnya Zanambani pada 19 September 2020 lalu. "Mudah-mudahan pengalian dan autopsi berjalan lancar," kata dia.

Mathius mengungkapkan istri dan keluarga almarhum juga sudah mengijinkan autopsi dilakukan. Zanambani diduga ditembak saat sedang memberi makan ternak babinya.
 
Ketua TPGF Intan Jaya, Benny Mamoto, menyatakan autopsi jenazah Zanambani harus dilakukan untuk memastikan penyebab kematiannya. "Dari otopsi itulah penyidik bisa melanjutkan penyidikan guna menetapkan tersangkan," ucap Mamoto.
 
Baca: Jasad Pendeta Yeremia Zanambani Bakal Diautopsi
 
Sebelumnya, polisi mengaku terkendala mengungkap penyebab kematian Pendeta Yeremia Zanambani. Sebab, keluarga menolak autopsi jenazah Yeremia.
 
Pendeta Yeremia menjadi korban penembakan di kandang babi, Distrik Hitadipa, Intan Jaya, Papua, Sabtu, 19 September 2020. Pelaku diduga Anggota TNI personel Koramil Alpius Hasim Madi. 
 
Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM) menemukan luka terbuka maupun luka akibat tindakan lain pada tubuh Yeremia. Salah satunya, luka pada lengan kiri bagian dalam dengan diameter sekitar 5-7 sentimeter (cm) dan panjang sekitar 10 cm. 
 
Luka itu diduga berasal dari timah panas yang dilepaskan dalam jarak kurang dari satu meter dari senjata api. Luka tersebut dimungkinkan akibat adanya kekerasan senjata tajam lainnya, karena melihat posisi ujung luka yang simetris. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SYN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan