Yogyakarta: Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) belum berencana kembali mengaktifkan barak pengungsian meski aktivitas erupsi Gunung Merapi meningkat. Pengaktifan barak pengungsi paling tidak jika luncuran material erupsi gunung baik awan panas maupun lava kian menjauh.
"Belum (berencana mengaktifkan barak pengungsian). Kami menunggu rekomendasi (dari BPPTKG/Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi)," kata Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, di Yogyakarta, Selasa, 17 Agustus 2021.
Material erupsi awan panas Gunung Merapi meluncur sejauh 3,5 kilometer pada Senin, 16 Agustus 2021. Luncuran material erupsi sejauh itu jadi yang kedua pada tahun ini. Selain itu, beberapa kali luncuran material erupsi gunung tersebut meluncur dari satu hingga lebih dari dua kilometer.
Baca juga: Cerita Penjahit yang Membuat Baju Adat Lampung untuk Presiden Jokowi
Bahkan, erupsi kemarin menyebabkan hujan abu tipis hingga sedang di sejumlah wilayah. Di Kabupaten Magelang, hujan abu menjangkau tiga kecamatan dan tersebar di beberapa desa. Selain itu, kondisi serupa juga terjadi di beberapa titik di kawasan Kabupaten Boyolali.
Menurut Sri Sultan, luncuran material erupsi Gunung Merapi belum mengancam penduduk, khususnya di bagian tenggara yang berada di perbatasan Kabupaten Sleman. Meskipun, gunung tersebut masih berstatus siaga hingga hari ini.
BPPTKG mencatat, guguran awan panas sejak dinihari terjadi lima kali. Jarak luncur material sejauh satu hingga dua kilometer. Guguran awan panas terjadi di sektor barat daya.
Selain itu, guguran lava juga terjadi 10 kali. Luncuran guguran lava itu terjadi paling jauh hingga 1,2 kilometer.
"Potensi luncuran material erupsi saat ini sejauh tig kilometer. Untuk luncuran material erupsi di daerah aliran sungai bisa sejauh lima kilometer," ungkapnya.
Yogyakarta: Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) belum berencana kembali mengaktifkan barak pengungsian meski aktivitas erupsi Gunung Merapi meningkat. Pengaktifan
barak pengungsi paling tidak jika luncuran material erupsi gunung baik awan panas maupun lava kian menjauh.
"Belum (berencana mengaktifkan barak pengungsian). Kami menunggu rekomendasi (dari BPPTKG/Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi)," kata Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, di Yogyakarta, Selasa, 17 Agustus 2021.
Material erupsi awan panas Gunung Merapi meluncur sejauh 3,5 kilometer pada Senin, 16 Agustus 2021. Luncuran material erupsi sejauh itu jadi yang kedua pada tahun ini. Selain itu, beberapa kali luncuran material erupsi gunung tersebut meluncur dari satu hingga lebih dari dua kilometer.
Baca juga:
Cerita Penjahit yang Membuat Baju Adat Lampung untuk Presiden Jokowi
Bahkan, erupsi kemarin menyebabkan hujan abu tipis hingga sedang di sejumlah wilayah. Di Kabupaten Magelang, hujan abu menjangkau tiga kecamatan dan tersebar di beberapa desa. Selain itu, kondisi serupa juga terjadi di beberapa titik di kawasan Kabupaten Boyolali.
Menurut Sri Sultan, luncuran material erupsi Gunung Merapi belum mengancam penduduk, khususnya di bagian tenggara yang berada di perbatasan Kabupaten Sleman. Meskipun, gunung tersebut masih berstatus siaga hingga hari ini.
BPPTKG mencatat, guguran awan panas sejak dinihari terjadi lima kali. Jarak luncur material sejauh satu hingga dua kilometer. Guguran awan panas terjadi di sektor barat daya.
Selain itu, guguran lava juga terjadi 10 kali. Luncuran guguran lava itu terjadi paling jauh hingga 1,2 kilometer.
"Potensi luncuran material erupsi saat ini sejauh tig kilometer. Untuk luncuran material erupsi di daerah aliran sungai bisa sejauh lima kilometer," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MEL)