Bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tugu 2 Kelurahan Tugujaya,Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, ditutup benteng setinggi 3 meter. MI/Kristiadi
Bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tugu 2 Kelurahan Tugujaya,Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, ditutup benteng setinggi 3 meter. MI/Kristiadi

Sekolah Tertutup Tembok Beton 3 Meter, Siswa SD di Tasikmalaya Memutar Lewat Kuburan

Media Indonesia • 31 Agustus 2021 16:06
Tasikmalaya: Bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tugu 2 Kelurahan Tugujaya, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, ditutup benteng beton setinggi tiga meter oleh pemilik lahan. Akibatnya,167 siswa bersama guru harus memutar menyusuri pematang sawah untuk masuk ke sekolah.  
 
Sejak awal tahun 2021 aktivitas pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah mulai dilakukan dua pekan lalu. Tetapi akses jalan utama bagi siswa dan guru tidak bisa lewat depan sekolah. Siswa harus memutar dan memakan waktu lebih lama.
 
Kepala Sekolah SDN Tugu 2, Sri Mulyani mengatakan, awalnya sekolah memiliki jalan utama berada di depan pinggir Jalan SL Tobing. Namun, ada keputusan sertifikat yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk akses jalan ke sekolah milik seseorang hingga pemilik langsung membangun dan mendirikan benteng setinggi tiga meter.

Pendirian benteng yang dilakukan pemilik lahan telah menutup seluruhnya akses masuk sekolah. Semua siswa maupun guru tak bisa berbuat banyak.
 
Baca: Kota Bandung Mulai PTM 8 September
 
"Penutupan pendirian benteng yang dilakukan oleh pemilik lahan berada di sekolah setinggi 3 meter, membuat siswa dan guru mengalami kebinggungan hingga perwakilan orang tua bersama komite sekolah melakukan rapat dan pemilik lahan memang awalnya tak masalah hingga membiarkan sebagian tanah dijadikan akses jalan utama sekolah tapi pemilik malah membentengnya karena khawatir tanahnya itu diklaim sekolah," katanya, Selasa, 31 Agustus 2021.
 
Ia mengatakan, kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) pada pelaksanaan PPKM Level 3 di Kota Tasikmalaya selama ini membuat ratusan siswa dan guru terpaksa harus melewati belakang sekolah, menyusuri pematang sawah dan pemakaman umum. Masalah pendirian benteng setinggi tiga meter selama ini sudah diketahui pemerintah Kota Tasikmalaya dan Dinas Pendidikan.
 
"Kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah selama PPKM level 3 seluruh siswa dan guru SDN Tugu 2 terpaksa harus berjalan kaki melalui belakang dengan jarak cukup jauh menyusuri pematang sawah hingga melewati makam. Akan tetapi, jalan darurat yang telah dilakukannya untuk menerima kegiatan belajar karena memang para siswa sudah 2 tahun hanya bisa melakukan belajar secara online," ujarnya.
 
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya Budiaman Sanusi mengatakan sudah beberapa kali melakukan pertemuan dan membahas akses jalan diperuntukan bagi siswa hingga hasil diberikan selebar setengah meter. Namun, itu belum cukup. 
 
"Sampai sekarang tidak bisa dibangun karena akses jalan yang diberikan setengah meter itu sangat sempit dan tetap tak bisa digunakan. Akan tetapi, kami akan mengusahakannya ke pemilik lahan salah satunya supaya membeli setengah meter lagi supaya bisa jadi akses jalan sekolah dan di depan sekolah memang ada dua pemilik lahan berbeda orang," paparnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan