Samarinda: Sosok-sosok Kartini modern dalam dunia kerja khususnya di lingkungan BUMN mulai banyak bermunculan. Tak sedikit kaum hawa berada di pucuk pimpinan perusahaan, salah satunya Alvina Elysia Dharmawangsa yang di usia mudanya didapuk menjadi Direktur Utama PT Kaltim Nusa Etika (KNE) salah satu anak perusahaan PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim).
Bagi Vina, pencapaian ini pun merupakan prestasi yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Pasalnya, di lingkungan kerjanya yang lebih banyak didominasi kaum lelaki. Mengawali karier sejak 2008 sebagai Staff Process Engineer di Pupuk Kaltim usai menuntaskan pendidikan tingginya dari jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro.
“Saat itu, di masa awal karier, saya banyak belajar hal-hal teknis maupun teamwork dan saya memiliki kebanggaan tersendiri sebagai ‘orang pabrik’,” ujar Vina.
Satu dekade sejak mulai bekerja di Pupuk Kaltim, ia mendapatkan kesempatan untuk mengasah
kompetensi dan wawasan di bidang manajemen.
“Saya seperti mendapatkan helicopter view yang lebih luas terkait dengan pengelolaan korporasi maupun SDM. Saya belajar banyak hal yang pada akhirnya menjadi bekal pengalaman dan pengetahuan saya ketika akhirnya saya ditugaskan sebagai Direktur Utama KNE hingga saat ini,” tambahnya.
Meniti karier di industri yang didominasi laki-laki tentu bukan perkara yang mudah. Tapi dengan
ketekunan, kerja keras, dan disiplin, Vina membuktikan bahwa perempuan bisa bersinar di
manapun ditempatkan.
“Menurut saya, tugas seorang leader adalah menciptakan leader lain yang lebih baik. Saya juga
selalu menekankan kepada seluruh karyawan bahwa setiap individu merupakan bagian penting
dari keluarga besar di dalam perusahaan, sehingga setiap orang memiliki peran dan tugas
masing-masing yang turut mendorong kesuksesan perusahaan sebagai tujuan bersama,”ungkap Vina.
Sebagai perempuan yang meniti karier dari industri pupuk dan berkembang ke bidang SDM,
Vina tidak pernah merasa gender menjadi batasan untuk berkarya. Selama bekerja di Pupuk
Kaltim, Vina bersyukur karena perusahaan selalu memberikan kesempatan yang seluas-luasnya
untuk seluruh karyawan tanpa membedakan gender.
Bahkan ketika masih berkarya sebagai Process Engineer di Pupuk Kaltim, Vina diberikan kesempatan memimpin tim untuk pekerjaan Turn Around yang notabene didominasi oleh laki-laki.
Menjalani tanggung jawab sebagai Dirut KNE tentu membentuk dan mengasah kemampuan
kepemimpinan Vina menjadi lebih baik. Tapi tidak sekalipun Vina menganggap bahwa gender
menjadi penentu gaya kepemimpinan seseorang.
“Meskipun ada pandangan stereotipe bahwa perempuan lebih emosional dan laki-laki lebih logis sehingga mempengaruhi cara memimpin, sebenarnya tidak ada pengaruh signifikan dari gender terhadap gaya kepemimpinan. Menurut saya, gaya kepemimpinan lebih dipengaruhi oleh personality dan skill. Seorang pemimpin yang baik harus mau untuk terus belajar, mengembangkan diri serta mampu menciptakan situasi kerja yang kondusif dan inklusif," jelasnya.
Menjadi “Kartini” yang sukses berkarier di industri pupuk tentu membuat sosok Vina menjadi
inspirasi bagi banyak perempuan. Namun, sejalan dengan perannya di dalam keluarga, Vina pun
berusaha menyeimbangkan perannya di dunia pekerjaan dengan peran sebagai ibu untuk dua
anaknya.
Menurut Vina, dua peran ini bisa dijalankan dengan prinsip yang serupa, yakni membimbing setiap anggotanya untuk menjadi lebih baik dan meraih kesuksesan bersama.
“Memiliki karier bukan berarti saya akan meninggalkan peran saya sebagai ibu di dalam keluarga. Saya berusaha membangun komunikasi dengan menjadi pendengar, penasihat atau bahkan teman untuk anak-anak saya,” ujarnya.
Seturut dengan semangat Kartini, Vina pun ingin berbagi inspirasi kepada banyak perempuan
berkarier. Bahwa sebagai perempuan yang menikmati manisnya hasil perjuangan Kartini, setiap
perempuan harus dapat menjadi diri sendiri, menggali potensi diri, mewujudkan impian dan
cita-cita.
Dengan menjadi versi terbaik dari diri sendiri, berkembang dan maju dari waktu ke waktu tanpa menghilangkan jati diri sebagai perempuan, itulah bentuk penghargaan terhadap perjuangan Kartini.
“Menjadi perempuan yang berkarier memang bukan hal yang mudah. Namun kita sebagai
perempuan harus selalu percaya diri bahwa kita mampu untuk menjalankan berbagai peran kita
baik dalam dunia kerja maupun keluarga. Lakukan yang terbaik, kembangkan diri, gapai mimpi
dan cita-cita, serta tidak lupa menjalani kehidupan yang beriman pada Tuhan Yang Maha Esa.
Selamat Hari Kartini untuk semua perempuan hebat. Do what you want to do, be who you want
to be. This is your life, live it. Saya perempuan, saya Kartini," jelasnya.
Samarinda: Sosok-sosok
Kartini modern dalam dunia kerja khususnya di lingkungan BUMN mulai banyak bermunculan. Tak sedikit kaum hawa berada di pucuk pimpinan perusahaan, salah satunya Alvina Elysia Dharmawangsa yang di usia mudanya didapuk menjadi Direktur Utama PT Kaltim Nusa Etika (KNE) salah satu anak perusahaan
PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim).
Bagi Vina, pencapaian ini pun merupakan prestasi yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Pasalnya, di lingkungan kerjanya yang lebih banyak didominasi kaum lelaki. Mengawali karier sejak 2008 sebagai Staff Process Engineer di Pupuk Kaltim usai menuntaskan pendidikan tingginya dari jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro.
“Saat itu, di masa awal karier, saya banyak belajar hal-hal teknis maupun teamwork dan saya memiliki kebanggaan tersendiri sebagai ‘orang pabrik’,” ujar Vina.
Satu dekade sejak mulai bekerja di Pupuk Kaltim, ia mendapatkan kesempatan untuk mengasah
kompetensi dan wawasan di bidang manajemen.
“Saya seperti mendapatkan
helicopter view yang lebih luas terkait dengan pengelolaan korporasi maupun SDM. Saya belajar banyak hal yang pada akhirnya menjadi bekal pengalaman dan pengetahuan saya ketika akhirnya saya ditugaskan sebagai Direktur Utama KNE hingga saat ini,” tambahnya.
Meniti karier di industri yang didominasi laki-laki tentu bukan perkara yang mudah. Tapi dengan
ketekunan, kerja keras, dan disiplin, Vina membuktikan bahwa perempuan bisa bersinar di
manapun ditempatkan.
“Menurut saya, tugas seorang
leader adalah menciptakan
leader lain yang lebih baik. Saya juga
selalu menekankan kepada seluruh karyawan bahwa setiap individu merupakan bagian penting
dari keluarga besar di dalam perusahaan, sehingga setiap orang memiliki peran dan tugas
masing-masing yang turut mendorong kesuksesan perusahaan sebagai tujuan bersama,”ungkap Vina.
Sebagai perempuan yang meniti karier dari industri pupuk dan berkembang ke bidang SDM,
Vina tidak pernah merasa gender menjadi batasan untuk berkarya. Selama bekerja di Pupuk
Kaltim, Vina bersyukur karena perusahaan selalu memberikan kesempatan yang seluas-luasnya
untuk seluruh karyawan tanpa membedakan gender.
Bahkan ketika masih berkarya sebagai
Process Engineer di Pupuk Kaltim, Vina diberikan kesempatan memimpin tim untuk pekerjaan
Turn Around yang notabene didominasi oleh laki-laki.
Menjalani tanggung jawab sebagai Dirut KNE tentu membentuk dan mengasah kemampuan
kepemimpinan Vina menjadi lebih baik. Tapi tidak sekalipun Vina menganggap bahwa gender
menjadi penentu gaya kepemimpinan seseorang.
“Meskipun ada pandangan stereotipe bahwa perempuan lebih emosional dan laki-laki lebih logis sehingga mempengaruhi cara memimpin, sebenarnya tidak ada pengaruh signifikan dari gender terhadap gaya kepemimpinan. Menurut saya, gaya kepemimpinan lebih dipengaruhi oleh personality dan skill. Seorang pemimpin yang baik harus mau untuk terus belajar, mengembangkan diri serta mampu menciptakan situasi kerja yang kondusif dan inklusif," jelasnya.
Menjadi “Kartini” yang sukses berkarier di industri pupuk tentu membuat sosok Vina menjadi
inspirasi bagi banyak perempuan. Namun, sejalan dengan perannya di dalam keluarga, Vina pun
berusaha menyeimbangkan perannya di dunia pekerjaan dengan peran sebagai ibu untuk dua
anaknya.
Menurut Vina, dua peran ini bisa dijalankan dengan prinsip yang serupa, yakni membimbing setiap anggotanya untuk menjadi lebih baik dan meraih kesuksesan bersama.
“Memiliki karier bukan berarti saya akan meninggalkan peran saya sebagai ibu di dalam keluarga. Saya berusaha membangun komunikasi dengan menjadi pendengar, penasihat atau bahkan teman untuk anak-anak saya,” ujarnya.
Seturut dengan semangat Kartini, Vina pun ingin berbagi inspirasi kepada banyak perempuan
berkarier. Bahwa sebagai perempuan yang menikmati manisnya hasil perjuangan Kartini, setiap
perempuan harus dapat menjadi diri sendiri, menggali potensi diri, mewujudkan impian dan
cita-cita.
Dengan menjadi versi terbaik dari diri sendiri, berkembang dan maju dari waktu ke waktu tanpa menghilangkan jati diri sebagai perempuan, itulah bentuk penghargaan terhadap perjuangan Kartini.
“Menjadi perempuan yang berkarier memang bukan hal yang mudah. Namun kita sebagai
perempuan harus selalu percaya diri bahwa kita mampu untuk menjalankan berbagai peran kita
baik dalam dunia kerja maupun keluarga. Lakukan yang terbaik, kembangkan diri, gapai mimpi
dan cita-cita, serta tidak lupa menjalani kehidupan yang beriman pada Tuhan Yang Maha Esa.
Selamat Hari Kartini untuk semua perempuan hebat.
Do what you want to do, be who you want
to be. This is your life, live it. Saya perempuan, saya Kartini," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)