Pemkab Lombok Tengah cegah stunting lewat calon pengantin. Foto: Dok BKKBN
Pemkab Lombok Tengah cegah stunting lewat calon pengantin. Foto: Dok BKKBN

Cegah Stunting, Lombok Tengah Sasar Calon Pengantin

Medcom • 05 Desember 2023 09:29
Mataram: Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah menyasar calon pengantin dan pasangan usia subur untuk mencegah stunting atau tengkes. Upaya ini dilakukan karena saat ini Lombok Tengah merupakan daerah dengan prevalensi stunting tertinggi di Nusa Tenggara Barat (NTB).
 
"Peningkatan gizi dan kesehatan calon pengantin dan pasangan usia subur menjadi sangat penting," kata Bupati Kabupaten Lombok Tengah, Lalu Fathul Bahri, melalui keterangan tertulis yang diterima Selasa, 5 Desember 2023.
 
Lalu juga mengatakan pencegahan jauh lebih penting untuk mengatasi stunting. Untuk itu, dia ingin jajarannya terus mendorong edukasi bagi masyarakat.

"Harus digencarkan edukasi ke sekolah dan pondok pesantren. Karena pencegahan jauh lebih penting untuk dilakukan demi generasi-generasi yang akan datang," kata Lalu.
 
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka prevalensi stunting di NTB mencapai 32.7 persen (%). Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 1.3% dari angka stunting di NTB pada 2021. 
 
Kabupaten Lombok Tengah menjadi kabupaten dengan angka prevalensi stunting tertinggi, yakni sebesar 37%. Angka ini bersumber dari data SSGI 2022. 
 
Berdasarkan data dari aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) per Agustus 2022, angka prevalensi stunting di Kabupaten Lombok Tengah berada pada angka 13.34% dengan entri data sebesar 97.4%.
 

Perkuat pendidikan

Lalu juga mengatakan telah menyiapkan SMA Taruna Nusantara. Institusi pendidikan ini untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Lombok Tengah. 
 
"Kami telah menyiapkan 35 hektare tanah untuk SMA Taruna Nusantara dan progresnya sudah mencapai 80%," kata dia.
 
Ia berharap angka prevalensi stunting yang telah mencapai 13.34% berdasarkan data e-PPGBM di Kabupaten Lombok Tengah terus menurun. Selain itu, Lalu juga mengimbau Survei Kesehatan Indonesia (SKI) harus dikawal. SKI berbicara data dan data yang dirilis harus riil dan jelas. 
 
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kabupaten Lombok Tengah, Baiq Sri Hastuti Handayani, mengatakan upaya menurunkan angka stunting harus dilakukan dari hulu. Untuk itu, calon pengantin (catin) dijadikan sebagai sasaran intervensi sensitif dan spesifik.
 
Hal ini juga sesuai dengan amanat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 dan Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Perka BKKBN) Nomor 12 Tahun 2021.
 
"Catin harus melakukan pemeriksaan kesehatan dan mendapatkan pendampingan kesehatan reproduksi dan edukasi gizi sejak tiga bulan sebelum menikah," kata Sri Hastuti. 
 
Baca: 1 dari 4 Remaja Putri Menderita Anemia, Perlu Penanganan Serius untuk Cegah Stunting
 
Berdasarkan laporan pendampingan oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) melalui aplikasi Elsimil dari Januari-Oktober 2023, persentase jumlah catin yang terdampingi mencapai 200%. 
 
"Namun, dalam pelaksanaannya, kami sadari bahwa masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi seperti sulitnya mendapatkan data calon pengantin karena pendaftaran pernikahan tidak dilakukan tiga bulan sebelum menikah,” kata Sri Hastuti.
 

Pentingnya aplikasi Elsimil

Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat BKKBN dr Victor Palimbong mengatakan pencatatan dan pelaporan data diri calon pengantin penting dilakukan. Untuk itu, perlu dimaksimalkan penggunaan aplikasi Sistem Elektronik Siap Nikah, Siap Hamil (Elsimil).
 
"Sehingga TPK dapat memantau sejauh mana perkembangan intervensi yang diperlukan bagi catin. Baik berupa pendampingan, pelayanan kesehatan, fasilitasi rujukan, atau bantuan sosial," kata Victor.
 
Victor mengimbau agar pengisian data melalui Elsimil mendapat dukungan dari berbagai pihak. Data Elsimil dapat digunakan untuk berbagai pihak dalam melakukan intervensi lebih lanjut.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan