Tangerang: Harga bawang bombai di Tangerang, Banten, melonjak. Di Pasar Anyer, Kota Tangerang dan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, harga bawang bombai mencapai Rp160 ribu per kilogram (kg).
Pedagang bumbu dapur dan sayur di Pasar Anyer, Rohyati, mengatakan harga bawang bombai sebelumnya di kisaran Rp20 ribu-Rp30 ribu per kg. Dia memilih untuk mengurangi stok bawang bombai yang dijual.
"Karena mahal harganya dan pembelinya juga jarang, saya cari aman untuk menjualnya sedikit," ujarnya, Kamis, 12 Maret 2020.
Rohyati menjelaskan harga bawang bombay mulai naik sejak Februari 2020. Dia mengaku sejak naiknya harga, banyak pedagang yang memilih tidak menjual bawang bombai.
Baca: Mendag Buka Keran Impor 2.000 Ton Bawang Bombai
"Di sini (Pasar Anyar) kebanyakan para pedagang bumbu dan sayur sudah enggak jual bawang bombai. Selain harganya mahal, dapatnya juga susah," katanya.
Senada, pedagang sayur di Pasar Tigaraksa, Saepudin, memilih tidak menjual bawang bombai. Dia mengaku tidak lagi menjual bawang bombai sejak akhir Februari 2020.
"Saya enggak sanggup belinya (bawang bombai). Lagipula pembelinya juga jarang. Kalau saya adakan, takut rugi karena enggak ada yang beli," jelas Saepudin.
Kepala Seksi Bahan Pokok Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang, Apit Rosadi, menuturkan bawang bombai tidak masuk dalam tabel daftar harga bahan pokok. Ia menambahkan konsumsi bawang bombai sangat minim dan hanya untuk kalangan tertentu.
"Bawang tersebut kan hanya untuk masakan tertentu saja. Kita belum tahu penyebab harganya bisa tinggi. Kemungkinan impornya terganggu dampak virus korona," kata Apit.
Tangerang: Harga bawang bombai di Tangerang, Banten, melonjak. Di Pasar Anyer, Kota Tangerang dan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, harga bawang bombai mencapai Rp160 ribu per kilogram (kg).
Pedagang bumbu dapur dan sayur di Pasar Anyer, Rohyati, mengatakan harga bawang bombai sebelumnya di kisaran Rp20 ribu-Rp30 ribu per kg. Dia memilih untuk mengurangi stok bawang bombai yang dijual.
"Karena mahal harganya dan pembelinya juga jarang, saya cari aman untuk menjualnya sedikit," ujarnya, Kamis, 12 Maret 2020.
Rohyati menjelaskan harga bawang bombay mulai naik sejak Februari 2020. Dia mengaku sejak naiknya harga, banyak pedagang yang memilih tidak menjual bawang bombai.
Baca: Mendag Buka Keran Impor 2.000 Ton Bawang Bombai
"Di sini (Pasar Anyar) kebanyakan para pedagang bumbu dan sayur sudah enggak jual bawang bombai. Selain harganya mahal, dapatnya juga susah," katanya.
Senada, pedagang sayur di Pasar Tigaraksa, Saepudin, memilih tidak menjual bawang bombai. Dia mengaku tidak lagi menjual bawang bombai sejak akhir Februari 2020.
"Saya enggak sanggup belinya (bawang bombai). Lagipula pembelinya juga jarang. Kalau saya adakan, takut rugi karena enggak ada yang beli," jelas Saepudin.
Kepala Seksi Bahan Pokok Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang, Apit Rosadi, menuturkan bawang bombai tidak masuk dalam tabel daftar harga bahan pokok. Ia menambahkan konsumsi bawang bombai sangat minim dan hanya untuk kalangan tertentu.
"Bawang tersebut kan hanya untuk masakan tertentu saja. Kita belum tahu penyebab harganya bisa tinggi. Kemungkinan impornya terganggu dampak virus korona," kata Apit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)