Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto: Istimewa)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto: Istimewa)

Jatim Bentuk Timgab Surabaya Raya Tekan Covid-19

Amaluddin • 27 Juni 2020 16:18
Surabaya: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyiapkan sejumlah langkah mengendalikan kasus covid-19 di Jatim. Salah satunya dengan membentuk Tim Gabungan Surabaya Raya, yang mencakup wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik.
 
"Dengan dibentuknya tim ini nantinya akan bisa dilakukan sharing sumber daya dan komitmen yang terukur," kata Khofifah, di Surabaya, Sabtu, 27 Juni 2020.
 
Selain membentuk tim gabungan, ia juga akan memasifkan tes, pelacakan, isolasi, dan penanganan yang lebih komprehensif. Tim Gabungan Covid-19 Hunter Dinkes lokal akan melakukan penindakan khususnya di kluster utama Surabaya Raya.

Lebih lanjut, kata Khofifah, mesin PCR akan ditambah diikuti dengan pelacakan kontak pasien positif covid-19 minimal 20 orang. Penyediaan ruang isolasi pun akan ditambah kapasitasnya da RS darurat akan semakin dioptimalkan.
 
"Beban RS juga harus dievaluasi dan relaksasi. Pasien ringan harus benar-benar dipisahkan dengan pasien berat. Dan harus selalu update dengan para pakar," tegas dia.
 
Baca juga: Sumsel Tambah 2 Satelit Pantau Titik Api Karhutla
 
Sementara terkait prakondisi memasuki new normal, Khofifah mengaku akan melakukan kordinasi ulang dengan Tim Gugus Tugas Covid-19 Jatim dan tiga kabupaten/kota, untuk mempertimbangkan penutupan aktivitas di level krusial seperti bioskop, studio, atau tempat hiburan di dalam ruangan dan melakukan monitor ketat. 
 
"Termasuk monitoring pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat di pasar di Surabaya Raya. Disamping itu, juga membuat zonasi tiap kecamatan berdasarkan 15 indikator epidemiologi dan tidak bisa asal membuka aktivitas," jelasnya.
 
Sementara terkait sosialisasi protokol kesehatan kepada masyarakat, Khofifah akan melibatkan seluruh elemen mulai ulama, tokoh agama, tokoh masyarakat, influencer, dan pelaku usaha dan elemen strategis lainnya.  Utamanya terkait pemakaian masker dan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir.
 
Lalu, sistem pendukung dan insentif juga perlu disediakan untuk industri masker maupun media supaya masyarakat terbiasa menggunakan masker. 
"Ini penting kita lakukan, karena riset membuktikan bahwa bila 60 persen populasi menggunakan  masker kain, Rate of Transmission (RT) bisa dibawah satu dan kurva bisa turun," kata mantan Menteri Sosial (Mensos) ini. 
 
Selanjutnya, ujar Khofifah, pentingnya perencanaan untuk mengantisipasi rumah sakit rujukan covid-19 kelebihan kapasiras. Ia pun meminta harus ada relaksasi bagi tenaga kesehatan yang sudah mulai kewalahan dalam promotif, preventif, kuratif, dan tracing. 
 
"Pada saat yang sama kami juga harus terus melakukan intervensi dampak sosial ekonomi akibat covid-19. Karenanya, bantuan dan support dari pemerintah pusat masih sangat kami butuhkan," ungkap Khofifah.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan