Sidoarjo: Pemilik Batik Al-Huda Sidoarjo, Nurul Huda, membeberkan alasan memasukkan ikon Sidoarjo dalam produksi batiknya. Tujuannya untuk mengenalkan warisan budaya di Sidoarjo, Jawa Timur.
Huda menjelaskan, ada tiga ciri khas yang menjadi ikon Sidoarjo yakni beras utah (tumpah), kembang tebu dan udang bandeng. Dia menerangkan, beras utah merupakan kekayaan alam di Sidoarjo.
"Dulunya, Sidoarjo memiliki dua pabrik penggilingan beras yang berukuran besar mencapai puluhan hektare. Pabrik berukuran besar itu memiliki cerobong yang menjulang keatas," terangnya, Jumat, 2 Oktober 2020.
Dia menerangkan, keberadaan dua pabrik penggilingan beras di Sidoarjo berdampak pada penghasilan beras. Walhasil beras berhasil dijual ke daerah lain.
"Dulu kita kaya akan berasnya. Makanya sampai tumpah-tumpah," tambahnya.
Baca: Batik Melayu Riau Kekurangan Penerus
Selain itu, Kabupaten Sidoarjo juga dikenal dengan kembang tebu. Zaman kolonial Belanda, ada sekitar lima pabrik tebu (gula) di Sidoarjo. Yakni di Krian, Tulangan, Candi, Krembung dan Tarik. Keberadaan pabrik tebu membuat Sidoarjo kaya akan gulanya.
"Karena orang dulu buta huruf, maka diekspresikan lewat relief. Seperti kain batik ini," jelasnya.
Kabupaten Sidoarjo juga identik dengan penghasil udang dan bandeng. Sidoarjo lebih dikenal dengan kawasan delta (air).
Daerah yang menjadi penyangga Kota Surabaya ini memiliki banyak tambak. Kota ini pun menjadi salah satu penghasil tambak adalah udang dan bandeng.
"Pokoknya desain apapun, salah satunya saya masukkan ciri khas Sidoarjo. Karena para turis yang berkunjung ke Sidoarjo akan bangga dengan ikon yang ada. Ini lho saya pernah ke sidoarjo," jelasnya.
Sidoarjo: Pemilik
Batik Al-Huda Sidoarjo, Nurul Huda, membeberkan alasan memasukkan ikon Sidoarjo dalam produksi batiknya. Tujuannya untuk mengenalkan warisan budaya di Sidoarjo, Jawa Timur.
Huda menjelaskan, ada tiga ciri khas yang menjadi ikon Sidoarjo yakni beras utah (tumpah), kembang tebu dan udang bandeng. Dia menerangkan, beras utah merupakan kekayaan alam di Sidoarjo.
"Dulunya, Sidoarjo memiliki dua pabrik penggilingan beras yang berukuran besar mencapai puluhan hektare. Pabrik berukuran besar itu memiliki cerobong yang menjulang keatas," terangnya, Jumat, 2 Oktober 2020.
Dia menerangkan, keberadaan dua pabrik penggilingan beras di Sidoarjo berdampak pada penghasilan beras. Walhasil beras berhasil dijual ke daerah lain.
"Dulu kita kaya akan berasnya. Makanya sampai tumpah-tumpah," tambahnya.
Baca: Batik Melayu Riau Kekurangan Penerus