Klaten: Pemerintah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menetapkan status siaga darurat bencana kekeringan mulai 1 Juli-30 November 2020. Sebanyak 23 desa di sembilan kecamatan di Klaten, merupakan daerah rawan kekeringan saat kemarau.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Sip Anwar, mengatakan, status siaga darurat bencana kekeringan di wilayah Klaten ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati No 360/169 Tahun 2020, 4 Juni lalu.
Penetapan status siaga darurat bencana berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Semarang, bahwa kemarau di Kabupaten Klaten diperkirakan mulai pada dasarian I, Mei 2020.
"Menghadapi ancaman bencana kekeringan kemarau, BPBD Klaten telah siaga termasuk kesiapan sarana prasarana dan personel untuk penanganan darurat bencana kekeringan," kata dia, Kamis, 2 Juli 2020.
Saat kemarau, sekitar 76 ribu penduduk di daerah rawan kekeringan terancam kesulitan mendapatkan air bersih. Seperti di Kecamatan Kemalang, Karangnongko, Manisrenggo, Jatinom, Pedan, Karangdowo, Bayat, Cawas, dan Prambanan.
Baca juga: Kebun Raya Bogor Disiapkan Buka Lagi Pekan Depan
Untuk penanganan daerah rawan kekeringan, lanjut Sip Anwar, BPBD Klaten telah siap melakukan kegiatan pendistribusian air bersih untuk membantu warga masyarakat yang kesulitan mendapatkan air.
"Hanya saja distribusi air tidak maksimal, karena sebagian anggaran juga untuk penanganan covid-19," jelasnya.
Menurutnya, pada 2019, BPBD Klaten menyiapkan anggaran Rp200 juta untuk kegiatan distribusi air bersih yang dikonversi ke 800 tangki. Karena kondisi anggaran, distribusi bantuan air bersih tahun ini dimungkinkan hanya sampai 600 tangki.
Guna mencukupi kebutuhan air bersih bagi warga di daerah kekeringan, BPBD akan bekerja sama dengan pengelola CSR (corporate social responsibility) di Klaten.
"Menghadapi darurat bencana kekeringan tahun ini, BPBD Klaten menyiapkan lima unit mobil tangki untuk kegiatan pendistribusian air bersih. Selain dua unit yang dioperasikan di wilayah lereng Merapi, Kecamatan Kemalang," ungkap dia. (Djoko Sarjono)
Klaten: Pemerintah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menetapkan status siaga darurat bencana kekeringan mulai 1 Juli-30 November 2020. Sebanyak 23 desa di sembilan kecamatan di Klaten, merupakan daerah rawan kekeringan saat kemarau.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Sip Anwar, mengatakan, status siaga darurat bencana kekeringan di wilayah Klaten ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati No 360/169 Tahun 2020, 4 Juni lalu.
Penetapan status siaga darurat bencana berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Semarang, bahwa kemarau di Kabupaten Klaten diperkirakan mulai pada dasarian I, Mei 2020.
"Menghadapi ancaman bencana kekeringan kemarau, BPBD Klaten telah siaga termasuk kesiapan sarana prasarana dan personel untuk penanganan darurat bencana kekeringan," kata dia, Kamis, 2 Juli 2020.
Saat kemarau, sekitar 76 ribu penduduk di daerah rawan kekeringan terancam kesulitan mendapatkan air bersih. Seperti di Kecamatan Kemalang, Karangnongko, Manisrenggo, Jatinom, Pedan, Karangdowo, Bayat, Cawas, dan Prambanan.
Baca juga:
Kebun Raya Bogor Disiapkan Buka Lagi Pekan Depan
Untuk penanganan daerah rawan kekeringan, lanjut Sip Anwar, BPBD Klaten telah siap melakukan kegiatan pendistribusian air bersih untuk membantu warga masyarakat yang kesulitan mendapatkan air.
"Hanya saja distribusi air tidak maksimal, karena sebagian anggaran juga untuk penanganan covid-19," jelasnya.
Menurutnya, pada 2019, BPBD Klaten menyiapkan anggaran Rp200 juta untuk kegiatan distribusi air bersih yang dikonversi ke 800 tangki. Karena kondisi anggaran, distribusi bantuan air bersih tahun ini dimungkinkan hanya sampai 600 tangki.
Guna mencukupi kebutuhan air bersih bagi warga di daerah kekeringan, BPBD akan bekerja sama dengan pengelola CSR (corporate social responsibility) di Klaten.
"Menghadapi darurat bencana kekeringan tahun ini, BPBD Klaten menyiapkan lima unit mobil tangki untuk kegiatan pendistribusian air bersih. Selain dua unit yang dioperasikan di wilayah lereng Merapi, Kecamatan Kemalang," ungkap dia. (Djoko Sarjono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)