Probolinggo: Aktivitas vulkanis Gunung Semeru di Jawa Timur meningkat berdasarkan Pos Pengamatan Gunungapi Semeru, sepanjang hari Rabu hingga Kamis dini hari. Gunung Semeru telah mengeluarkan beberapa material vulkanik, gempa tektonik, dan vulkanik dalam sebanyak 68 kali.
Durasi letusan mencapai 60-15 detik, guguran lava pijar sebanyak delapan kali, hembusan awan panas sebanyak 16 kali, hingga gempa vulkanik dalam sebanyak satu kali dengan durasi delapan detik.
Kabid Penanggulangan Bencana BPBD Lumajang Wawan Hadi mengatakan, aktivitas Gunung Semeru masih fluktuatif di level II waspada, sehingga masih aman.
"Status gunung ada empat, normal, waspada, siaga dan awas. Kita masih di level dua, waspada. Kalau sudah level tiga, siaga itu ada evakuasi. Sementara masih di waspada," katanya, Kamis 16 September 2021.
Baca: Gunung Merapi Luncurkan 25 Kali Lava Pijar selama 12 Jam
Wawan menyampaikan, aktivitas masyarakat di lereng gunung tersebut masih tidak terlalu berpengaruh. Para warga daerah terdekat dengan Gunung Semeru mulai Sumberwuluh, Pronojiwo, Supiturang, masih beraktivitas seperti biasa.
"Pasti ada lava pijar, paling jauhnya sekitar 500 sampai 700 meter. Itu saja, fluktuatif, pagi baik siang sore nggak tahu," katanya.
Wawan memastikan bila hembusan material vulkanis berupa lava pijar dan awan panas dari puncak kawah Gunung Semeru tak sampai ke permukiman warga. Bahkan, warga sekitar telah mengetahui dan memiliki kearifan lokal untuk menandakan gunung tersebut dianggap berbahaya.
"Wajar, gunung berapi memang seperti itu, kecuali lava pijarnya sampai ribuan meter. Ini kan masih 500-700 meter biasa, belum mendekati permukiman. Mereka juga sudah paham kearifan lokalnya," tuturnya.
Namun Wawan kembali mengingatkan agar masyarakat menjauhi daerah-daerah rawan seperti radius satu kilometer dari kawah Gunung Semeru. Kemudian, lembah di sepanjang jalur awan panas yang mengarah ke Besuk Kobokan. "Juga perlu mewaspadai ancaman lahar di aliran sunga atau lembah yang berhulu di Gunung Semeru, mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk," katanya.
Probolinggo: Aktivitas vulkanis Gunung Semeru di Jawa Timur meningkat berdasarkan Pos Pengamatan Gunungapi Semeru, sepanjang hari Rabu hingga Kamis dini hari. Gunung Semeru telah mengeluarkan beberapa material vulkanik, gempa tektonik, dan vulkanik dalam sebanyak 68 kali.
Durasi letusan mencapai 60-15 detik, guguran lava pijar sebanyak delapan kali, hembusan awan panas sebanyak 16 kali, hingga gempa vulkanik dalam sebanyak satu kali dengan durasi delapan detik.
Kabid Penanggulangan Bencana BPBD Lumajang Wawan Hadi mengatakan, aktivitas Gunung Semeru masih fluktuatif di level II waspada, sehingga masih aman.
"Status gunung ada empat, normal, waspada, siaga dan awas. Kita masih di level dua, waspada. Kalau sudah level tiga, siaga itu ada evakuasi. Sementara masih di waspada," katanya, Kamis 16 September 2021.
Baca: Gunung Merapi Luncurkan 25 Kali Lava Pijar selama 12 Jam
Wawan menyampaikan, aktivitas masyarakat di lereng gunung tersebut masih tidak terlalu berpengaruh. Para warga daerah terdekat dengan Gunung Semeru mulai Sumberwuluh, Pronojiwo, Supiturang, masih beraktivitas seperti biasa.
"Pasti ada lava pijar, paling jauhnya sekitar 500 sampai 700 meter. Itu saja, fluktuatif, pagi baik siang sore nggak tahu," katanya.
Wawan memastikan bila hembusan material vulkanis berupa lava pijar dan awan panas dari puncak kawah Gunung Semeru tak sampai ke permukiman warga. Bahkan, warga sekitar telah mengetahui dan memiliki kearifan lokal untuk menandakan gunung tersebut dianggap berbahaya.
"Wajar, gunung berapi memang seperti itu, kecuali lava pijarnya sampai ribuan meter. Ini kan masih 500-700 meter biasa, belum mendekati permukiman. Mereka juga sudah paham kearifan lokalnya," tuturnya.
Namun Wawan kembali mengingatkan agar masyarakat menjauhi daerah-daerah rawan seperti radius satu kilometer dari kawah Gunung Semeru. Kemudian, lembah di sepanjang jalur awan panas yang mengarah ke Besuk Kobokan. "Juga perlu mewaspadai ancaman lahar di aliran sunga atau lembah yang berhulu di Gunung Semeru, mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)