Malang: Okupansi hotel di Kota Malang, Jawa Timur, sempat menyentuh angka 10 persen saat libur Lebaran 2021. Hal itu lantaran Pemerintah memberlakukan larangan mudik Lebaran pada 6-17 Mei 2021 lalu.
"Kebetulan ada penyekatan itu ya, turun. Sebelumnya saat puasa kita bisa 20 persen, sekarang begitu Lebaran ada penyekatan kita turun jadi 10 persen," kata Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang, Agoes Basuki, Sabtu 22 Mei 2021.
Agoes menerangkan, hotel di Kota Malang tetap bisa bertahan meski okupansi sempat menyentuh angka 10 persen. Yakni dengan mengandalkan pendapatan dari sisi lain, seperti restoran.
Baca: Pengusaha Ini Membangun Pulau Hotel dari Sampah Plastik
"Jadi memang dengan kreasi ya. Kamar memang jatuh. Tapi di makanan minuman di restonya masih jalan. Resto di Kota Malang kuat sekali. Kuliner di Kota Malang kuat sekali. Jadi masih bisa hidup walaupun belum bisa maksimal," jelasnya.
Meski pernah terpuruk, Agoes mengaku okupansi hotel di Kota Malang kini mulai mengalami peningkatan. Dia pun berharap setelah masa penyekatan selesai, okupansi hotel dapat meningkat.
"Harapannya mendekati normal. Saat-saat ini memang saat harus prihatin semua. Jadi jangan yang penting bisa eksis dan bisa operasional, tidak seperti kota lain. Bahkan ada yang tutup usaha," ujarnya.
Baca: Larangan Mudik, Bisa Jadi Ladang Bisnis Hotel di Jakarta
Berdasarkan catatan PHRI, belum ada satu pun hotel di Kota Malang yang melapor untuk menutup usahanya tersebut. Seluruh hotel tercatat masih tetap beroperasi hingga saat ini.
"Selama pandemi belum ada yang tutup. Tetap berkreasi dengan paket-paket dan sebagainya," bebernya.
Agoes menegaskan, bahwa pelaku sektor pariwisata di Kota Malang memang harus siap dalam menghadapi pandemi covid-19. Untuk bertahan, mereka wajib berkreasi dan beradaptasi.
"Salah satunya kita membuat tempat kita jadi dari fisik, gedung, kita kan sudah bersertifikat DHSE. Sertifikat bahwa kita ini sehat. Safe, untuk itu. Kemudian fisiknya sudah, protokol kesehatan sudah. Sekarang tinggal vaksin ini," ungkapnya.
Malang: Okupansi
hotel di Kota Malang, Jawa Timur, sempat menyentuh angka 10 persen saat libur Lebaran 2021. Hal itu lantaran Pemerintah memberlakukan larangan mudik Lebaran pada 6-17 Mei 2021 lalu.
"Kebetulan ada penyekatan itu ya, turun. Sebelumnya saat puasa kita bisa 20 persen, sekarang begitu Lebaran ada penyekatan kita turun jadi 10 persen," kata Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang, Agoes Basuki, Sabtu 22 Mei 2021.
Agoes menerangkan, hotel di Kota Malang tetap bisa bertahan meski okupansi sempat menyentuh angka 10 persen. Yakni dengan mengandalkan pendapatan dari sisi lain, seperti restoran.
Baca: Pengusaha Ini Membangun Pulau Hotel dari Sampah Plastik
"Jadi memang dengan kreasi ya. Kamar memang jatuh. Tapi di makanan minuman di restonya masih jalan. Resto di Kota Malang kuat sekali. Kuliner di Kota Malang kuat sekali. Jadi masih bisa hidup walaupun belum bisa maksimal," jelasnya.
Meski pernah terpuruk, Agoes mengaku okupansi hotel di Kota Malang kini mulai mengalami peningkatan. Dia pun berharap setelah masa penyekatan selesai, okupansi hotel dapat meningkat.
"Harapannya mendekati normal. Saat-saat ini memang saat harus prihatin semua. Jadi jangan yang penting bisa eksis dan bisa operasional, tidak seperti kota lain. Bahkan ada yang tutup usaha," ujarnya.
Baca: Larangan Mudik, Bisa Jadi Ladang Bisnis Hotel di Jakarta
Berdasarkan catatan PHRI, belum ada satu pun hotel di Kota Malang yang melapor untuk menutup usahanya tersebut. Seluruh hotel tercatat masih tetap beroperasi hingga saat ini.
"Selama pandemi belum ada yang tutup. Tetap berkreasi dengan paket-paket dan sebagainya," bebernya.
Agoes menegaskan, bahwa pelaku sektor pariwisata di Kota Malang memang harus siap dalam menghadapi pandemi covid-19. Untuk bertahan, mereka wajib berkreasi dan beradaptasi.
"Salah satunya kita membuat tempat kita jadi dari fisik, gedung, kita kan sudah bersertifikat DHSE. Sertifikat bahwa kita ini sehat. Safe, untuk itu. Kemudian fisiknya sudah, protokol kesehatan sudah. Sekarang tinggal vaksin ini," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)