Samarinda: Suara penolakan terhadap politik dinasti dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) bergulir elemen mahasiswa. Teranyar, giliran ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Komite Rakyat Melawan menggelar mimbar demokrasi di halaman kampus Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur.
Koordinator aksi Refinaya mengatakan mimbar demokrasi harus terus dilakukan untuk menyuarakan keadilan. Saat ini, para pemangku kekuasaaan dinilai telah terang-terangan menabrak konstitusi dengan menerbitkan undang-undang (UU) yang merugikan rakyat.
"Saat ini negara dikuasai oleh oligarki. Mereka hadir dan mengatur supaya kekuasaan bisa dibagi. Melalui kekayaan yang dimiliki, mereka kendalikan hukum dengan intimidasi dan penyuapan," ujar Refinaya melalui keterangan tertulis, Kamis, 14 Desember 2023.
Refinaya menyebut Komite Rakyat Melawan sebagai gerakan inisiatif anak muda dan rakyat di Kalimantan Timur. Mereka sepakat sama-sama hadir untuk mewujudkan pemenuhan HAM, demokrasi kerakyatan, kekuatan kebebasan sipil, kekuatan politik, solidaritas, serta ruang aman bagi semua.
"Lawan dan kalahkan para penindas. Mari bersatu dan membuat gerakan perlawanan rakyat," tegas mahasiswa Universitas Mulawarman itu.
Dalam aksinya, para mahasiswa tampak mengenakan topeng Guy Fawkes sebagai simbol perlawanan terhadap kekuasaan yang dianggap tiran. Mereka juga ikut membentangkan poster dan spanduk tolak politik dinasti dan pelanggar HAM.
Tak hanya mahasiswa, mimbar demokrasi itu juga diisi oleh sejumlah akademisi dari Universitas Mulawarman. Salah seorang akademisi Purwadi, mengungkapkan tidak ada upaya penuntasan kasus pelanggaran HAM yang dikerjakan oleh pemerintah selama 10 tahun terakhir.
"Omong kosong ketika rezim bicara soal penanganan kejahatan HAM masa lalu," cetus Purwadi.
Samarinda: Suara penolakan terhadap
politik dinasti dan pelanggaran
hak asasi manusia (HAM) bergulir elemen mahasiswa. Teranyar, giliran ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Komite Rakyat Melawan menggelar mimbar demokrasi di halaman kampus Universitas Mulawarman, Samarinda,
Kalimantan Timur.
Koordinator aksi Refinaya mengatakan mimbar demokrasi harus terus dilakukan untuk menyuarakan keadilan. Saat ini, para pemangku kekuasaaan dinilai telah terang-terangan menabrak konstitusi dengan menerbitkan undang-undang (UU) yang merugikan rakyat.
"Saat ini negara dikuasai oleh oligarki. Mereka hadir dan mengatur supaya kekuasaan bisa dibagi. Melalui kekayaan yang dimiliki, mereka kendalikan hukum dengan intimidasi dan penyuapan," ujar Refinaya melalui keterangan tertulis, Kamis, 14 Desember 2023.
Refinaya menyebut Komite Rakyat Melawan sebagai gerakan inisiatif anak muda dan rakyat di Kalimantan Timur. Mereka sepakat sama-sama hadir untuk mewujudkan pemenuhan HAM, demokrasi kerakyatan, kekuatan kebebasan sipil, kekuatan politik, solidaritas, serta ruang aman bagi semua.
"Lawan dan kalahkan para penindas. Mari bersatu dan membuat gerakan perlawanan rakyat," tegas mahasiswa Universitas Mulawarman itu.
Dalam aksinya, para mahasiswa tampak mengenakan topeng Guy Fawkes sebagai simbol perlawanan terhadap kekuasaan yang dianggap tiran. Mereka juga ikut membentangkan poster dan spanduk tolak politik dinasti dan pelanggar HAM.
Tak hanya mahasiswa, mimbar demokrasi itu juga diisi oleh sejumlah akademisi dari Universitas Mulawarman. Salah seorang akademisi Purwadi, mengungkapkan tidak ada upaya penuntasan kasus pelanggaran HAM yang dikerjakan oleh pemerintah selama 10 tahun terakhir.
"Omong kosong ketika rezim bicara soal penanganan kejahatan HAM masa lalu," cetus Purwadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)