Warga mengangkut air yang diambil dari sumur yang masih memiliki air di Kulon Progo, DIY. (Metro TV/Putut Karangjati)
Warga mengangkut air yang diambil dari sumur yang masih memiliki air di Kulon Progo, DIY. (Metro TV/Putut Karangjati)

Gunungkidul Kabupaten Terparah Terdampak Kekeringan di DIY

Ahmad Mustaqim • 06 Oktober 2023 08:56
Yogyakarta: Kabupaten Gunungkidul menjadi kawasan terdampak parah kekeringan saat kemarau di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sebagian besar bantuan air bersih dialirkan ke kawasan Gunungkidul. 
 
Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY telah menyalurkan 17.315.000 liter air bersih hingga 2 Oktober 2023. Sebanyak 17 juta liter air itu, sekitar 60 persen dikirim ke Kabupaten Gunungkidul. 
 
"Distribusi air bersih musim kemarau tahun ini Kabupaten Gunungkidul sebanyak 13.045.000 liter, Kabupaten Bantul 3.105.000 liter, Kabupaten Kulon Progo 830.000 liter, dan Kabupaten Sleman 335.000 liter," kata Manajer Pusdalops BPBD DIY, Lilik Andi Aryanto, Jumat, 6 Oktober 2023. 

Jutaan liter air itu distribusinya tersebar di puluhan kecamatan di DIY. Rincian distribusi di 4 kabupaten yakni 33 kecamatan, 90 kelurahan, dan 399 dusun. 
 
Baca juga: 655 Hektare Lahan Gambut di Palangkaraya Sudah Terbakar

Lilik mengungkapkan bencana kekeringan tahun ini lebih parah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Salah satu penyebabnya yakni fenomena el nino yang terjadi di berbagai wilayah. 
 
"Bencana kekeringan tiga tahun lalu kan sedikit dampaknya, musimnya juga beda yakni kemarau basah, meski kemarau tapi masih ada hujan sehingga permintaan air juga relatif sedikit," kata dia. 
 
Ia menyebut dampak parah memang tak merata. Kabupaten Sleman dan Kabupaten Kulon Progo relatif membutuhkan bantuan air bersih tak terlampau banyak dibanding Kabupaten Gunungkidul. Sementara, di Kota Yogyakarta tak terdampak karena kemudahan akses sumber air. 
 
Lilik menambahkan penanganan dampak kemarau juga dilakukan dengan pembuatan sumur bor serta penyuluhan kepada petani tentang pola tanam yang sesuai pada saat musim kemarau. Menurut dia, baru Kabupaten Kulon Progo yang menggunakan anggaran belanja tidak terduga (BTT) untuk penanggulangan bencana kekeringan. 
 
"Daerah lain belum. Kabupaten Gunungkidul yang terdampak parah masih bisa menggunakan anggaran reguler. Kami kira anggarannya secara umum masih cukup," ungkapnya. 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan