Bogor: RZ, 8, bocah laki-laki di Bojonggede, Kabupaten Bogor, korban penganiayaan oleh ayah tirinya R, 25, kini mengalami trauma. RZ kerap mendapatkan tindak kekerasan dari sang ayah sambung di rumah kontrakannya.
Pantauan di lokasi, RZ kini tampak lebih sering murung dan sering berdiam diri. Ekspresi RZ bahkan seperti linglung.
"Mungkin RZ lelah, karena dua hari terakhir harus ke kantor polisi. Rencananya siang atau sore nanti, RZ diperiksa lagi psikologinya," ujar Tri, 22, tante RZ saat ditemui di lokasi, Jum'at, 8 April 2022.
Tri mengungkapkan RZ sosok periang, aktif, dan mudah bergaul. Namun sejak penganiyaan yang dialami, keponakannya lebih sering beriam diri.
"RZ sekarang lebih banyak diam. Selalu menunggu perintah orang saat hendak melakukan sesuatu. Seperti ingin ganti baju, harus saya suruh. Mungkin trauma, jadi takut untuk melakukan sesuatu karena sering menerima kekerasan," kata Tri.
Baca juga: Ayah Siksa Anak Tiri di Depok Bermotif Balas Dendam
Tri mengungkapkan, sisa-sisa penganiayaan R terhadap RZ masih membekas. Seperti luka bekas sundutan rokok di dada hingga lebam di kaki dan tangan.
"Yang paling parah di kepala dan leher. Kepala bagian belakang sudah pitak dan rambutnya tidak tumbuh sebagian karena di hantam setrika. Bagian leher juga dahinya ada bekas luka sayatan," jelasnya.
Sementara itu Kapolsek Bojonggede, AKP Dwi Susanto, mengungkapkan peristiwa kekerasan yang dialami RZ terkuak pada Minggu malam, 3 April 2022. Kala itu, RZ dibekap lakban dan diikat tangan kakinya disaksikan 3 saudaranya.
Rumah kontrakan R kemudian didobrak warga untuk menyelamatkan RZ. Kini, pelaku dijerat dengan Pasal 80 Undang-Undang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman di atas lima tahun penjara.
"Saat ini kasus tersebut ditangani langsung Sat Reskrim Polres Metro Depok untuk diproses lebih lanjut," ungkap dia.
Bogor: RZ, 8, bocah laki-laki di Bojonggede, Kabupaten Bogor, korban penganiayaan oleh ayah tirinya R, 25, kini
mengalami trauma. RZ kerap mendapatkan tindak kekerasan dari sang ayah sambung di rumah kontrakannya.
Pantauan di lokasi, RZ kini tampak lebih sering murung dan sering berdiam diri. Ekspresi RZ bahkan seperti linglung.
"Mungkin RZ lelah, karena dua hari terakhir harus ke kantor polisi. Rencananya siang atau sore nanti, RZ diperiksa lagi psikologinya," ujar Tri, 22, tante RZ saat ditemui di lokasi, Jum'at, 8 April 2022.
Tri mengungkapkan RZ sosok periang, aktif, dan mudah bergaul. Namun sejak penganiyaan yang dialami, keponakannya lebih sering beriam diri.
"RZ sekarang lebih banyak diam. Selalu menunggu perintah orang saat hendak melakukan sesuatu. Seperti ingin ganti baju, harus saya suruh. Mungkin trauma, jadi takut untuk melakukan sesuatu karena sering menerima kekerasan," kata Tri.
Baca juga:
Ayah Siksa Anak Tiri di Depok Bermotif Balas Dendam
Tri mengungkapkan, sisa-sisa penganiayaan R terhadap RZ masih membekas. Seperti luka bekas sundutan rokok di dada hingga lebam di kaki dan tangan.
"Yang paling parah di kepala dan leher. Kepala bagian belakang sudah pitak dan rambutnya tidak tumbuh sebagian karena di hantam setrika. Bagian leher juga dahinya ada bekas luka sayatan," jelasnya.
Sementara itu Kapolsek Bojonggede, AKP Dwi Susanto, mengungkapkan peristiwa kekerasan yang dialami RZ terkuak pada Minggu malam, 3 April 2022. Kala itu, RZ dibekap lakban dan diikat tangan kakinya disaksikan 3 saudaranya.
Rumah kontrakan R kemudian didobrak warga untuk menyelamatkan RZ. Kini, pelaku dijerat dengan Pasal 80 Undang-Undang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman di atas lima tahun penjara.
"Saat ini kasus tersebut ditangani langsung Sat Reskrim Polres Metro Depok untuk diproses lebih lanjut," ungkap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)