Bandar Lampung: Dinas Pangan Kota Bandar Lampung mengungkapkan berdasarkan hasil inspeksi mendadak (sidak) di pasar-pasar tradisional, minyak goreng curah sudah tidak ada lagi sejak sepekan terakhir.
"Minyak curah, tidak ada, udah gak ketemu lagi di pasar, khususnya pasar tradisional yang tadinya jual itu sekarang hilang," kata Kepala Dinas Pangan Kota Bandarlampung, I Kadek Sumartha, di Bandar Lampung, Rabu, 23 Februari 2022.
Menurut dia, hilangnya minyak curah di pasar-pasar tradisional tersebut dikarenakan para pedagang tidak lagi mendapatkan kiriman dari distributor.
"Jadi bukan karena ada larangan dari pemerintah untuk jual minyak curah. Memang dulu peredaran minyak curah mau distop tapi dalam kondisi seperti ini makanya diperbolehkan dulu tapi memang keberadaan minyak ini juga sudah tidak ada," ujarnya.
Baca: Pemkab Banyumas Gelontorkan 25 Ribu Liter Minyak Goreng di Pasar Murah
Ia juga mengatakan saat ini masyarakat pun terbatas mendapatkan minyak goreng baik itu di pasar tradisional, mal ataupun ritel. Penyebabnya, distribusi yang terbatas dari pusat.
"Waktu kita ke gudang yang biasanya dua hari sekali datang, sekarang 10 hari baru mereka dapatkan, itu pun hanya mendapatkan 30 persen dari pesanan," kata dia.
Namun begitu, ia meminta masyarakat tidak melakukan aksi borong. Masyarakat cukup membeli minyak goreng sesuai kebutuhan sehari-hari saja dalam kondisi kelangkaan minyak goreng saat ini.
"Bahkan bila perlu masyarakat dapat memanfaatkan minyak kelapa untuk sementara waktu hingga keadaan normal. Sementara itu, konsumsi minyak goreng di Bandar Lampung setahun 2.536 ton dalam setahun atau 70 gram per kapita/per hari untuk 1,1 juta jiwa," kata dia.
Bandar Lampung: Dinas Pangan Kota Bandar Lampung mengungkapkan berdasarkan hasil inspeksi mendadak (sidak) di pasar-pasar tradisional,
minyak goreng curah sudah tidak ada lagi sejak sepekan terakhir.
"Minyak curah, tidak ada, udah gak ketemu lagi di pasar, khususnya pasar tradisional yang tadinya jual itu sekarang hilang," kata Kepala Dinas Pangan Kota Bandarlampung, I Kadek Sumartha, di Bandar Lampung, Rabu, 23 Februari 2022.
Menurut dia, hilangnya minyak curah di pasar-pasar tradisional tersebut dikarenakan para pedagang tidak lagi mendapatkan kiriman dari distributor.
"Jadi bukan karena ada larangan dari pemerintah untuk jual minyak curah. Memang dulu peredaran minyak curah mau distop tapi dalam kondisi seperti ini makanya diperbolehkan dulu tapi memang keberadaan minyak ini juga sudah tidak ada," ujarnya.
Baca: Pemkab Banyumas Gelontorkan 25 Ribu Liter Minyak Goreng di Pasar Murah
Ia juga mengatakan saat ini masyarakat pun terbatas mendapatkan minyak goreng baik itu di pasar tradisional, mal ataupun ritel. Penyebabnya, distribusi yang terbatas dari pusat.
"Waktu kita ke gudang yang biasanya dua hari sekali datang, sekarang 10 hari baru mereka dapatkan, itu pun hanya mendapatkan 30 persen dari pesanan," kata dia.
Namun begitu, ia meminta masyarakat tidak melakukan aksi borong. Masyarakat cukup membeli minyak goreng sesuai kebutuhan sehari-hari saja dalam kondisi kelangkaan minyak goreng saat ini.
"Bahkan bila perlu masyarakat dapat memanfaatkan minyak kelapa untuk sementara waktu hingga keadaan normal. Sementara itu, konsumsi minyak goreng di Bandar Lampung setahun 2.536 ton dalam setahun atau 70 gram per kapita/per hari untuk 1,1 juta jiwa," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)