Ilustrasi--Warga sedang menvaksin anjing peliharaanya untuk mencegah rabies. (MI/Gabriel Langga)
Ilustrasi--Warga sedang menvaksin anjing peliharaanya untuk mencegah rabies. (MI/Gabriel Langga)

1 Korban Gigitan Anjing Rabies di Buleleng Meninggal

Media Indonesia • 15 Juni 2022 09:56
Denpasar: Kasus rabies kembali menelan korban jiwa di Kabupaten Buleleng, Bali. Kali ini seorang warga Desa Sari Mekar, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Nyoman Puri, 62, meninggal pada Jumat, 10 Juni kemarin di RSUD Buleleng setelah sempat dirawat selama satu hari.
 
Korban meninggal karena digigit anjing rabies walau sempat dirawat beberapa hari di rumah sakit. Anak pertama korban Wayan Suwirna saat dikonfirmasi Rabu, 15 Juni 2022, mengaku jika ibunya digigit anjing sekitar dua bulan lalu.
 
Anjing yang menggigit tersebut merupakan anjing yang diliarkan oleh pemiliknya. Orang tuanya digigit pada bagian betis kanan.

"Anjing itu juga menggigit adik saya pada bagian tangan kanan di hari yang sama. Ibu dan adik sempat ke Rumah Sakit untuk mendapat VAR namun hanya dibersihkan saja lukanya. Pihak medis menyuruh mengobservasi anjing itu dua minggu setelah menggigit," ucapnya.
 
Suwirna menambahkan, anjing yang menggigit sudah dibunuh oleh korban lain yang juga tergigit. Namun tidak diketahui jika anjing itu sudah mati.
 
Baca: Diserang Anjing Gila, 6 Warga Buleleng Bali Terluka Serius
 
Sebulan setelah digigit, korban sempat mau suntik vaksin namun karena tidak ada gejala dan keberadaan anjing tidak diketahui sehingga pihak medis tidak memvaksin orang tuanya.
 
Setelah Hari Raya Galungan, orang tuanya merasakan nyeri pada kakinya serta susah menelan. "Kami berusaha menangani di rumah dengan memberi infus namun tidak ada hasil sehingga dibawa ke RSUD Buleleng. Sayangnya setelah sehari dirawat ibu sudah tidak tertolong,"  imbuhnya.
 
Ia menyayangkan pihak medis tidak sejak awal memvaksin orang tuanya dengan VAR sehingga nyawa orang tuanya tidak terselamatkan. Suwirna berharap agar pihak terkait baik Dinas Kesehatan maupun Dinas Peternakan agar proaktif dalam kasus rabies ini tidak memakan korban lainnya.
 
"Kami masyarakat awam tidak tahu apa yang diperbuat dari rabies ini. Seharusnya pihak terkait intens sosialisasi ke masyarakat dengan maraknya kasus rabies," kata Suwirna.
 
Sementara itu Kepala Desa Sari Mekar, Ketut Reka Budiarta saat dikonfirmasi mengaku jika dalam beberapa hari terakhir sudah ada lagi tiga kasus gigitan di desanya. Ada sekitar lima ratusan populasi anjing di Desa Sari Mekar,dan yang tidak dilepasliarkak sudah divaksin.
 
"Yang anjing liar ini yang sulit untuk dipantau, karena itu kita rencananya akan membuat perarem dengan berkoordonasi pada pihak Desa Adat," ujarnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan