Jayapura: Balai Besar Meteorologi Klimatologi Geofisika (BBMKG) wilayah V Jayapura menyebutkan ada dua kampung yang menjadi kawasan paling rawan terdampak Tsunami yakni Kampung Pariem dan Sorendiweri, Kabupaten Supiori, Papua.
Kepala BBMKG Wilayah V Jayapura Yustus Rumakiek mengatakan daerah tersebut berdekatan dengan Subduksi Utara Papua sehingga berpotensi memiliki kekuatan gempa mencapai 8,7 magnitudo.
“Hal ini berdasarkan peta bahaya tsunami yang telah dibuat BMKG sehingga menjadi perhatian seluruh instansi terkait,” katanya, Kamis, 13 Juli 2023.
Menurut Yustus, kejadian gempa bumi di Kabupaten Biak pada 27 tahun lalu, tepatnya 17 Februari 1996, merupakan pengingat bagi semua untuk selalu siap siaga terhadap bencana tsunami.
“Dengan peta bahaya tsunami yang telah dibuat dapat memperhitungkan besaran potensi kekuatan gempa bumi tersebut, tidak menutup kemungkinan bahwa sejarah gempa bumi dan tsunami Biak 1996 terjadi lagi di kemudian hari,” ujar dia.
Yustus menjelaskan sehingga Kampung Pariem dan Sorendiweri dibutuhkan mitigasi guna meminimalisasi potensi korban jiwa yang dapat ditimbulkan dari bencana tsunami.
“Kami harap ini menjadi perhatian serius karena tidak mengetahui kapan bencana tersebut akan datang. Untuk itu diharapkan melalui sekolah lapang gempa bumi dapat mengantisipasi potensi bencana gempa bumi dan tsunami,” jelasnya.
Yustus menambahkan pihaknya juga berharap Kampung Pariem dan Sorendiweri dapat membentuk desa tangguh sehingga mampu menjadi masyarakat Siaga Tsunami di Kabupaten Supiori.
Jayapura: Balai Besar Meteorologi Klimatologi Geofisika (BBMKG) wilayah V Jayapura menyebutkan ada dua kampung yang menjadi
kawasan paling rawan terdampak Tsunami yakni Kampung Pariem dan Sorendiweri, Kabupaten Supiori, Papua.
Kepala BBMKG Wilayah V Jayapura Yustus Rumakiek mengatakan daerah tersebut berdekatan dengan Subduksi Utara Papua sehingga berpotensi memiliki kekuatan gempa mencapai 8,7 magnitudo.
“Hal ini berdasarkan peta bahaya tsunami yang telah dibuat BMKG sehingga menjadi perhatian seluruh instansi terkait,” katanya, Kamis, 13 Juli 2023.
Menurut Yustus, kejadian gempa bumi di Kabupaten Biak pada 27 tahun lalu, tepatnya 17 Februari 1996, merupakan pengingat bagi semua untuk selalu siap siaga terhadap bencana
tsunami.
“Dengan peta bahaya tsunami yang telah dibuat dapat memperhitungkan besaran potensi kekuatan gempa bumi tersebut, tidak menutup kemungkinan bahwa sejarah gempa bumi dan tsunami Biak 1996 terjadi lagi di kemudian hari,” ujar dia.
Yustus menjelaskan sehingga Kampung Pariem dan Sorendiweri dibutuhkan mitigasi guna meminimalisasi potensi korban jiwa yang dapat ditimbulkan dari bencana tsunami.
“Kami harap ini menjadi perhatian serius karena tidak mengetahui kapan bencana tersebut akan datang. Untuk itu diharapkan melalui
sekolah lapang gempa bumi dapat mengantisipasi potensi bencana gempa bumi dan tsunami,” jelasnya.
Yustus menambahkan pihaknya juga berharap Kampung Pariem dan Sorendiweri dapat membentuk desa tangguh sehingga mampu menjadi masyarakat Siaga Tsunami di Kabupaten Supiori.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MEL)