Batam: Kawanan ulat bulu sejak 8 Desember 2022 menyerbu permukiman warga di Desa Jagoh, Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau.
"Kejadiannya sudah sejak sepekan lalu dan masih ada sampai saat ini. Awalnya ulat itu ada di pohon, jumlahnya ada ribuan, dan juga sudah menyebar sampai ke rumah-rumah warga," kata Camat Singkep Barat Febrizal Taupik di Kota Batam pada Selasa, 13 Desember 2022.
Menurut Taupik, ulat bulu berwarna hitam dengan corak merah pada bagian buntut yang menyerbu permukiman warga disebut ulat bulu bintang.
Ia mengatakan bahwa angin kencang di wilayah pesisir Desa Jagoh membuat ulat dan bulu-bulu ulat terbawa angin dan mengenai warga sehingga menyebabkan gatal dan ruam pada kulit.
"Bulu-bulunya itu terbang terbawa angin, ada juga ulatnya yang jatuh terus kena ke warga," katanya.
"Saya juga mengalami waktu meninjau lokasi, baru lima menit saja di lokasi sudah merah-merah kulit saya dan gatal," ia menambahkan.
Menurut dia, pemerintah kecamatan sudah mengerahkan petugas untuk menyemprotkan pestisida ke pohon-pohon yang dihinggapi ulat bulu.
"Ada sekitar 58 pohon yang ada ulat bulunya dan sudah kami lakukan penyemprotan," terang dia.
Ia mengatakan bahwa populasi ulat bulu langsung menurun setelah penyemprotan pepohonan menggunakan pestisida dilakukan selama tiga hari.
"Saya berharap kejadian ini bisa segera terselesaikan dan warga sudah tidak perlu takut lagi untuk keluar rumah," jelasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Batam: Kawanan ulat bulu sejak 8 Desember 2022 menyerbu
permukiman warga di Desa Jagoh, Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau.
"Kejadiannya sudah sejak sepekan lalu dan masih ada sampai saat ini. Awalnya ulat itu ada di pohon, jumlahnya ada ribuan, dan juga sudah menyebar sampai ke rumah-rumah warga," kata Camat Singkep Barat Febrizal Taupik di Kota Batam pada Selasa, 13 Desember 2022.
Menurut Taupik, ulat bulu berwarna hitam dengan corak merah pada bagian buntut yang menyerbu permukiman warga disebut ulat bulu bintang.
Ia mengatakan bahwa angin kencang di wilayah pesisir
Desa Jagoh membuat ulat dan bulu-bulu ulat terbawa angin dan mengenai warga sehingga menyebabkan gatal dan ruam pada kulit.
"Bulu-bulunya itu terbang terbawa angin, ada juga ulatnya yang jatuh terus kena ke warga," katanya.
"Saya juga mengalami waktu meninjau lokasi, baru lima menit saja di lokasi sudah merah-merah kulit saya dan gatal," ia menambahkan.
Menurut dia, pemerintah kecamatan sudah mengerahkan petugas untuk menyemprotkan pestisida ke pohon-pohon yang dihinggapi ulat bulu.
"Ada sekitar 58 pohon yang ada ulat bulunya dan sudah kami lakukan penyemprotan," terang dia.
Ia mengatakan bahwa populasi
ulat bulu langsung menurun setelah penyemprotan pepohonan menggunakan pestisida dilakukan selama tiga hari.
"Saya berharap kejadian ini bisa segera terselesaikan dan warga sudah tidak perlu takut lagi untuk keluar rumah," jelasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)