Palembang: Pemerintah Kota Palembang, Sumatra Selatan, mengintensifkan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) turun ke wilayah 18 kecamatan guna menekan kasus kekerdilan atau gangguan tumbuh kembang pada anak akibat kekurangan gizi kronis, minimal 14 persen sesuai target nasional.
"Berdasarkan data, kasus stunting di kota ini secara bertahap berhasil diturunkan, pada 2021 angka stunting tercatat 24,4 persen, sedangkan pada 2022 sekitar 16 persen, angka stunting itu akan terus ditekan sesuai target nasional bahkan diupayakan lebih rendah lagi sebagaimana harapan Presiden Joko Widodo," kata Wakil Wali Kota Palembang, Fitrianti Agustinda di Palembang, Rabu, 18 Januari 2023.
Menurut dia, petugas yang tergabung dalam TPPS perlu intensif turun ke tengah-tengah masyarakat agar terjalin komunikasi yang baik antara warga. Ia menuturkan jika terjalin komunikasi yang baik antara petugas TPPS dan masyarakat, maka indikasi anak berpotensi stunting dapat diketahui dan dilakukan penanganan dengan cepat.
Dia menjelaskan, anggota TPPS yang berasal dari berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) dan instansi terkait, diharapkan dapat berkomunikasi dengan baik untuk menyamakan persepsi dan berkomitmen dalam menanggulangi permasalahan stunting.
"Saya berharap anggota TPPS dapat berkomunikasi dan melaksanakan tugas dengan baik sehingga mampu menurunkan angka stunting di wilayah kecamatannya masing-masing," ujarnya.
Fitrianti menuturkan salah satu penyebab stunting karena anak lahir dari keluarga yang tidak berkecukupan. Pertumbuhan dan perkembangan otak anak jadi terhambat akibat kekurangan gizi.
“Bahkan awalnya ada anak yang lahir normal, tapi setelah mulai berumur beberapa tahun, anak tersebut menjadi stunting karena kekurangan gizi, permasalahan ini bisa dicegah jika tim bekerja dan berkomunikasi dengan baik," ujar Fitrianti.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Palembang: Pemerintah Kota
Palembang, Sumatra Selatan, mengintensifkan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) turun ke wilayah 18 kecamatan guna menekan
kasus kekerdilan atau gangguan tumbuh kembang pada anak akibat kekurangan gizi kronis, minimal 14 persen sesuai target nasional.
"Berdasarkan data, kasus stunting di kota ini secara bertahap berhasil diturunkan, pada 2021 angka stunting tercatat 24,4 persen, sedangkan pada 2022 sekitar 16 persen, angka stunting itu akan terus ditekan sesuai target nasional bahkan diupayakan lebih rendah lagi sebagaimana harapan Presiden Joko Widodo," kata Wakil Wali Kota Palembang, Fitrianti Agustinda di Palembang, Rabu, 18 Januari 2023.
Menurut dia, petugas yang tergabung dalam TPPS perlu intensif turun ke tengah-tengah masyarakat agar terjalin komunikasi yang baik antara warga. Ia menuturkan jika terjalin komunikasi yang baik antara petugas TPPS dan masyarakat, maka indikasi anak berpotensi stunting dapat diketahui dan dilakukan penanganan dengan cepat.
Dia menjelaskan, anggota TPPS yang berasal dari berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) dan instansi terkait, diharapkan dapat berkomunikasi dengan baik untuk menyamakan persepsi dan berkomitmen dalam menanggulangi permasalahan stunting.
"Saya berharap anggota TPPS dapat berkomunikasi dan melaksanakan tugas dengan baik sehingga mampu menurunkan angka stunting di wilayah kecamatannya masing-masing," ujarnya.
Fitrianti menuturkan salah satu penyebab stunting karena anak lahir dari keluarga yang tidak berkecukupan. Pertumbuhan dan perkembangan otak anak jadi terhambat akibat kekurangan gizi.
“Bahkan awalnya ada anak yang lahir normal, tapi setelah mulai berumur beberapa tahun, anak tersebut menjadi stunting karena kekurangan gizi, permasalahan ini bisa dicegah jika tim bekerja dan berkomunikasi dengan baik," ujar Fitrianti.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(NUR)