Ilustrasi. Medcom.id
Ilustrasi. Medcom.id

Cegah Stunting, Kemenkes Targetkan 313.737 Antropometri Kit untuk Posyandu di 2024

M Iqbal Al Machmudi • 16 Januari 2023 10:53
Jakarta: Intervensi spesifik setelah kelahiran untuk penanganan stunting pada anak dengan melakukan deteksi dini melalui pengukuran di posyandu. Sarana dan fasilitas layanan kesehatan di posyandu juga perlu ditingkatkan dengan total kebutuhan 313.737 antropometri kit dari 303.416 posyandu yang ditargetkan akan terpenuhi pada 2024.
 
"Agar pemeriksaan pengukuran bayi terstandar, kita gunakan antropometri di seluruh posyandu di Indonesia, sekaligus kita bisa pastikan perlambatan pertambahan berat badan bisa dideteksi lebih cepat, sehingga tidak terjadi malnutrisi kronik yang akhirnya menjadi stunting," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan tertulis, Senin, 16 Januari 2023.
 
Diagnosis stunting ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan antropometri dan penunjang. Hasil pengukuran menjadi deteksi dini oleh kader di posyandu, kemudian dirujuk ke dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) untuk diagnosis, pemberian konseling, dan edukasi.

Bayi dan balita stunting kemudian dirujuk ke dokter spesialis anak di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) untuk mengidentifikasi faktor-faktor medis atau red flags penyebab stunting.
 

Baca Juga: Cara Kolaborasi Lintas Sektor Selamatkan Generasi Masa Depan Indonesia dari Gizi Buruk


Pada 2019, baru 25.177 puskesmas memiliki antropometri kit. Kemudian, pada 2020, sebanyak 1.823 posyandu, 16.936 posyandu di 2021, dan 34.256 posyandu pada 2022.
 
"Tahun 2023 ditargetkan berjumlah 127.033 posyandu, dan 2024 ditargetkan mencapai 81.512 posyandu yang memiliki antropometri," ujar dia.
 
Pelatihan pemantauan pertumbuhan dilakukan dengan melibatkan tenaga terlatih dari puskesmas.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan