Boyolali: Kemarau panjang mengakibatkan warga di beberapa kecamatan di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, kekurangan air bersih. Bahkan warga di Kecamatan Juwangi, terpaksa menggunakan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari.
"Kekeringan sudah mulai terjadi di daerah kami sekitar Februari 2023. Namun saat itu sejumlah sumber mata air masih keluar airnya meski debitnya kecil. Semakin ke sini sumber airnya semakin berkurang dan tinggal beberapa saja dan tidak bisa memenuhi kebutuhan seluruh warga. Itu pun letaknya jauh dari rumah warga," ujar Sekretaris Desa Kalitlawah, Kecamatan Juwangi, Subekti Hidayat, di Boyolali, Senin, 11 September 2023.
Menurutnya, kekurangan air bersih semakin parah terjadi sekitar tiga bulan terakhir. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan air, warga terpaksa menggunakan air sungai.
Namun demikian, air sungai yang mereka gunakan hanya untuk keperluan harian seperti mencuci dan mandi. Sedangkan untuk kebutuhan konsumsi, warga membeli air galon.
"Untuk mendapatkan air, warga kami membuat kubangan di pinggiran sungai (belik) atau sungai yang mengering. Dari situ warga mengumpulkan air untuk keperluan mencuci, mandi dengan air sisa yang ada di sungai," bebernya.
Sedangkan kebutuhan air yang dikonsumsi, warga membeli air galon. Secara otomatis, pengeluaran warga bertambah untuk membeli air.
Kondisi sama terjadi di Kecamatan Wonosamudro, Boyolali. Salah satu warga Dusun Ngasinan, Desa Garangan, Kecamatan Wonosamudro, Muhlisin mengaku merasakan kesulitan air bersih sejak tiga bulan terakhir.
Warga lantas mengangsu dan mengandalkan air dari ceruk kali, terlebih bantuan air bersih belum kembali datang selama sepekan terakhir.
"Sudah satu minggu belum ada dropping air bersih. Warga kesulitan air sudah ada tiga bulanan lebih," ungkap dia.
Boyolali: Kemarau panjang mengakibatkan warga di beberapa kecamatan di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, kekurangan air bersih. Bahkan warga di Kecamatan Juwangi, terpaksa menggunakan air sungai untuk
kebutuhan sehari-hari.
"Kekeringan sudah mulai terjadi di daerah kami sekitar Februari 2023. Namun saat itu sejumlah sumber mata air masih keluar airnya meski debitnya kecil. Semakin ke sini sumber airnya semakin berkurang dan tinggal beberapa saja dan tidak bisa memenuhi kebutuhan seluruh warga. Itu pun letaknya jauh dari rumah warga," ujar Sekretaris Desa Kalitlawah, Kecamatan Juwangi, Subekti Hidayat, di Boyolali, Senin, 11 September 2023.
Menurutnya, kekurangan air bersih semakin parah terjadi sekitar tiga bulan terakhir. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan air, warga terpaksa menggunakan air sungai.
Namun demikian, air sungai yang mereka gunakan hanya untuk keperluan harian seperti mencuci dan mandi. Sedangkan untuk kebutuhan konsumsi, warga membeli air galon.
"Untuk mendapatkan air, warga kami membuat kubangan di pinggiran sungai (belik) atau sungai yang mengering. Dari situ warga mengumpulkan air untuk keperluan mencuci, mandi dengan air sisa yang ada di sungai," bebernya.
Sedangkan kebutuhan air yang dikonsumsi, warga membeli air galon. Secara otomatis, pengeluaran warga bertambah untuk membeli air.
Kondisi sama terjadi di Kecamatan Wonosamudro, Boyolali. Salah satu warga Dusun Ngasinan, Desa Garangan, Kecamatan Wonosamudro, Muhlisin mengaku merasakan kesulitan air bersih sejak tiga bulan terakhir.
Warga lantas mengangsu dan
mengandalkan air dari ceruk kali, terlebih bantuan air bersih belum kembali datang selama sepekan terakhir.
"Sudah satu minggu belum ada dropping air bersih. Warga kesulitan air sudah ada tiga bulanan lebih," ungkap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)