"Korbannya cukup banyak. Namun berdasarkan pengalaman di lapangan, kebanyakan korban gendam adalah pedagang, pelaku perjalanan, dan warga yang ada di pusat keramaian," kata M Iqbal Alqudusy, Semarang, Jawa Tengah, Rabu, 20 April 2022.
Menurut Iqbal, pelaku gendam biasanya menyasar korban di pusat keramaian, terminal, pertokoan, dan pasar. "Dijumpai juga, pelaku perjalanan yang menjadi korban gendam. Masa persiapan lebaran dan mudik cukup rawan terhadap kejahatan jenis ini," ujar Iqbal menegaskan.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Iqbal mengaku Polda Jawa Tengah sudah menerjunkan tim patroli anti-gendam. Patroli dilakukan untuk mengantisipasi meluasnya aksi kejahatan dengan modus gendam di Jateng.
Baca: Polisi Ungkap Penipuan Bermodus Gendam, Korban Rugi Ratusan Juta
"Patroli secara terbuka dan tertutup serta himbauan kepada masyarakat terus dilakukan. Termasuk berkoordinasi dengan pengelola terminal dan pasar. Semua pihak kita ajak mengantisipasi gangguan Kamtibmas termasuk gendam," terang Iqbal.
Iqbal mengatakan pelaku gendam membuat korban menjadi linglung karena terbawa trik hipnotis yang memainkan alam bawah sadar. Korban sering tersadar ketika para pelaku sudah pergi jauh melarikan diri.
"Terhadap mereka yang terbukti melakukan aksi gendam atau hipnotis, polisi bisa menjerat pelaku dengan pasal 378 KUHP. Karena sebenarnya hipnotis (gendam) merupakan serangkaian tipu muslihat perkataan atau rangkaian bohong, bujuk rayu yang meyakinkan orang lain agar mengikuti perkataan yang diucapkan si pelaku," jelas Iqbal.