Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memprioritaskan evakuasi terhadap seluruh pendaki yang terjebak di Taman Nasional Gunung Rinjani saat gempa melanda kawasan itu pada Minggu 29 Juli 2018.
Pusat gempa berada di koordinat 8,4 Lintang Selatan (LS) dan 116,5 Bujur Timur (BT) atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 kilometer (km) arah timur laut Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu pagi sekitar pukul 05.47 WIB.
Hingga Senin, menurut Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar, evakuasi terus dilakukan dengan melibatkan TNI, Polri, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala), tim TNGR dan pihak terkait lainnya.
Baca: Pendaki Masih Terjebak di Rinjani
Sesaat setelah bencana, Siti Nurbaya berkoordinasi terus dengan Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) dan Dirjen Perubahan iklim. "Bahkan bila perlu helikopter kita pakai dulu untuk NTB, membantu evakuasi ataupun drop logistik bagi pendaki yang masih terjebak di dalam kawasan," kata Siti Nurbaya.
Hingga Senin dinihari, jumlah pendaki TNGR yang diperkirakan naik sesuai daftar pengunjung adalah 820 orang. Dengan rincian yang naik pada 27 Juli sebanyak 448 orang dan pada 28 Juli sebanyak 372 orang. Jumlah ini masih bisa bertambah termasuk "porter guide" serta tamu yang pada 25 dan 26 Juli.
Pengunjung yang sudah terdaftar turun sampai Minggu (29/7) sebanyak 680 orang. Saat ini masih ada yang terjebak di jalur pendakian. Mereka berada di dua titik yaitu di jalur Sembalun dan Batu Ceper. Untuk evakuasi ada bantuan personel Koppassus 100 orang dan ada heli dari
Kodam Udayana untuk "dropping" logistik pendaki yang terjebak di danau.
"Selain itu kami juga sudah membuka posko di kantor Balai, sebagai tempat informasi bagi keluarga," kata Siti Nurbaya.
"Setiap dua jam saya selalu minta laporan utuh perkembangan dari lapangan," katanya.
Lanjutkan Evakuasi Pada Senin pagi, evakuasi kembali dilanjutkan. Tim berangkat melalui jalur Sembalun untuk observasi dan membawa logistik. Selain tim dari Balai TNGR, dibantu juga dari TNI, Polri, tim medis dan Mapala. Kepala Pusdiklat LKPP KLHK bersama dua stafnya juga dilaporkan masih terjebak di kawasan Batuceper Senaru.
Beberapa kali longsor masih dilaporkan terjadi dari dalam kawasan pasca gempa berkekuatan 6,4 SR yang melanda NTB. Lokasi yang sudah dilaporkan "clear" dari pendaki di antaranya jalur
Plawangan Senaru-pintu Senaru, Puncak-Plawangan Sembalun, dan Plawangan Sembalun-Pos Sembalun.
"Mari kita doakan bersama semoga seluruh proses evakuasi berlangsung lancar dan seluruh pendaki dapat turun dengan selamat. Kawasan TNGR kita tutup sementara sampai situasi benar-benar dinyatakan aman," kata Siti Nurbaya.
Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) merupakan salah satu spot pendakian terpopuler bagi para pendaki dan pecinta alam, baik dari dalam maupun luar negeri. Dengan ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut, lokasi ini terkenal dengan keasrian hutan dan keindahan alamnya.
Rinjani merupakan gunung berapi tertinggi kedua yang ada di Indonesia.
Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memprioritaskan evakuasi terhadap seluruh pendaki yang terjebak di Taman Nasional Gunung Rinjani saat gempa melanda kawasan itu pada Minggu 29 Juli 2018.
Pusat gempa berada di koordinat 8,4 Lintang Selatan (LS) dan 116,5 Bujur Timur (BT) atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 kilometer (km) arah timur laut Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu pagi sekitar pukul 05.47 WIB.
Hingga Senin, menurut Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar, evakuasi terus dilakukan dengan melibatkan TNI, Polri, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala), tim TNGR dan pihak terkait lainnya.
Baca: Pendaki Masih Terjebak di Rinjani
Sesaat setelah bencana, Siti Nurbaya berkoordinasi terus dengan Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) dan Dirjen Perubahan iklim. "Bahkan bila perlu helikopter kita pakai dulu untuk NTB, membantu evakuasi ataupun drop logistik bagi pendaki yang masih terjebak di dalam kawasan," kata Siti Nurbaya.
Hingga Senin dinihari, jumlah pendaki TNGR yang diperkirakan naik sesuai daftar pengunjung adalah 820 orang. Dengan rincian yang naik pada 27 Juli sebanyak 448 orang dan pada 28 Juli sebanyak 372 orang. Jumlah ini masih bisa bertambah termasuk "porter guide" serta tamu yang pada 25 dan 26 Juli.
Pengunjung yang sudah terdaftar turun sampai Minggu (29/7) sebanyak 680 orang. Saat ini masih ada yang terjebak di jalur pendakian. Mereka berada di dua titik yaitu di jalur Sembalun dan Batu Ceper. Untuk evakuasi ada bantuan personel Koppassus 100 orang dan ada heli dari
Kodam Udayana untuk "dropping" logistik pendaki yang terjebak di danau.
"Selain itu kami juga sudah membuka posko di kantor Balai, sebagai tempat informasi bagi keluarga," kata Siti Nurbaya.
"Setiap dua jam saya selalu minta laporan utuh perkembangan dari lapangan," katanya.
Lanjutkan Evakuasi Pada Senin pagi, evakuasi kembali dilanjutkan. Tim berangkat melalui jalur Sembalun untuk observasi dan membawa logistik. Selain tim dari Balai TNGR, dibantu juga dari TNI, Polri, tim medis dan Mapala. Kepala Pusdiklat LKPP KLHK bersama dua stafnya juga dilaporkan masih terjebak di kawasan Batuceper Senaru.
Beberapa kali longsor masih dilaporkan terjadi dari dalam kawasan pasca gempa berkekuatan 6,4 SR yang melanda NTB. Lokasi yang sudah dilaporkan "clear" dari pendaki di antaranya jalur
Plawangan Senaru-pintu Senaru, Puncak-Plawangan Sembalun, dan Plawangan Sembalun-Pos Sembalun.
"Mari kita doakan bersama semoga seluruh proses evakuasi berlangsung lancar dan seluruh pendaki dapat turun dengan selamat. Kawasan TNGR kita tutup sementara sampai situasi benar-benar dinyatakan aman," kata Siti Nurbaya.
Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) merupakan salah satu spot pendakian terpopuler bagi para pendaki dan pecinta alam, baik dari dalam maupun luar negeri. Dengan ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut, lokasi ini terkenal dengan keasrian hutan dan keindahan alamnya.
Rinjani merupakan gunung berapi tertinggi kedua yang ada di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)