Panorama Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Nusa Tenggara. Foto: MI/Palce Amalo.
Panorama Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Nusa Tenggara. Foto: MI/Palce Amalo.

Pendaki Masih Terjebak di Rinjani

Antara • 30 Juli 2018 12:39
Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebut sejumlah pendaki masih terjebak di jalur pendakian Sembalun dan Batu Ceper di Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Nusa Tenggara Barat (NTB), pascagempa. Petugas masih berupaya mengevakusi mereka.
 
"Untuk evakuasi ada bantuan personel Kopassus 100 orang, dan ada heli dari Kodam Udayana untuk dropping logistik pendaki yang terjebak di danau. Selain itu kami juga sudah membuka posko di kantor balai, sebagai tempat informasi bagi keluarga," kata Menteri LHK Siti Nurbaya, Senin, 30 Juli 2018.
 
Ia menginstruksikan jajarannya memprioritaskan evakuasi bagi seluruh pendaki yang terjebak di TNGR sesaat setelah gempa 6,4 SR melanda NTB, pukul 05.47 WIB, Minggu, 29 Juli 2018. Hingga saat ini upaya evakuasi terus dilakukan dengan melibatkan TNI, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Polri, mahasiwa pecinta alam (Mapala), tim TNGR, dan pihak terkait lainnya.

Hingga Senin, 30 Juli dini hari, jumlah pendaki TNGR yang diperkirakan naik sesuai daftar pengunjung adalah 820 orang. Rinciannya yang naik pada Jumat, 27 Juli 2018, sebanyak 448 orang dan Sabtu, 28 Juli 2018, sebanyak 372 orang. 
 
Jumlah ini masih bisa bertambah termasuk porter, guide, serta tamu yang naik pada Rabu, 25 Juli 2018 dan Kamis, 26 Juli 2018. Sementara itu, pengunjung yang sudah terdaftar turun dari TNGR sampai Minggu, 29 Juli 2018, sebanyak 680 orang.
 
Rencana evakuasi kembali dilanjutkan. Tim dari Balai TNGR akan berangkat melalui jalur Sembalun untuk observasi dan membawa logistik. Tim berasal dari Balai TNGR, dan dibantu dari TNI, Polri, tim medis, dan Mapala.
 
"Sesaat setelah bencana, saya koordinasi terus dengan Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem dan Dirjen Pengendalian Perubahan iklim. Bahkan bila perlu helikopter kita dipakai dulu untuk NTB, membantu evakuasi ataupun drop logistik bagi pendaki yang masih terjebak di dalam kawasan," kata dia.
 
Di sisi lain, Siti juga turut berduka atas musibah ini. Dia mendapat kabar salah satu putra dari staf Balai Litbang LHK Makassar bernama Muhammad Ainul Takzim, meninggal dunia akibat bencana tersebut. Selain itu, kepala Pusdiklat LKPP KLHK bersama dua stafnya juga dilaporkan masih terjebak di kawasan Batuceper Senaru.
 
Baca: Presiden Cek Penanganan Gempa Lombok
 
Beberapa kali longsor masih dilaporkan terjadi dari dalam kawasan pascagempa berkekuatan 6,4 SR yang melanda NTB. Sejauh ini lokasi, yang sudah dilaporkan aman dari pendaki di antaranya jalur Pelawangan Senaru-pintu Senaru, Puncak-Plawangan Sembalun dan Plawangan Sembalun-Pos Sembalun.
 
"Mari kita doakan bersama, semoga seluruh proses evakuasi berlangsung lancar, dan seluruh pendaki dapat turun dengan selamat. Kawasan TNGR kita tutup sementara sampai situasi benar-benar dinyatakan aman," kata Siti.
 
TNGR sebagai gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia merupakan salah satu titik pendakian terpopuler bagi para pendaki dan pecinta alam, baik dari dalam maupun luar negeri. Dengan ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut, lokasi ini terkenal dengan keasrian hutan dan keindahan alamnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan