Malang: Populasi satwa Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) di kawasan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS), Jawa Timur, mengalami tren peningkatan dari tahun ke tahun. Menurut data 2020, tercatat ada 27 ekor Elang Jawa yang telah terdeteksi.
Pengendali Ekosistem Hutan BB-TNBTS, Toni Artaka, mengatakan pihaknya mendeteksi 27 ekor Elang Jawa di tiga site monitoring di kawasan BB-TNBTS. Yakni 10 ekor di Coban Trisula, 14 ekor di Bendolawang, dan tiga ekor di Pronojiwo.
"Tahun ini tambah satu individu baru di Pronojiwo. Kami beri nama Garwo, singkatan dari Garuda Pronojiwo," kata Toni saat Sarasehan Harmoni Alam dan Budaya dalam Pengelolaan TNBTS, Sabtu, 5 Juni 2021.
Toni menjelaskan BB-TNBTS telah melakukan pengamatan terhadap populasi Elang Jawa sejak 2017 lalu hingga tahun ini. Pengamatan dilakukan bekerja sama dengan sejumlah komunitas pengamat burung pemangsa (raptor) di Indonesia.
"Sejauh ini tren populasi semakin naik. Karena tidak semua tempat yang memilki Elang Jawa bertambah populasinya," tambah dia.
Baca: Hari Keragaman Hayati, Konservasi Elang Jawa Ditingkatkan
Toni mencontohkan di kawasan Gunung Merapi, Jawa Tengah. Elang Jawa di kawasan tersebut memang bertelur namun tidak pernah menetas dalam lima tahun terakhir.
"Kalau di Jawa yang rajin beranak pinak itu di Gunung Halimun Salak, TNBTS, dan kawasan Malang Selatan," terang dia.
Sebagai informasi, seluruh jenis burung dari keluarga/famili Accipitridae dilindungi pemerintah. Sejauh ini ada 10 spesies yang sudah tercatat di kawasan TNBTS.
Satu diantaranya adalah spesies kunci di TNBTS yaitu Elang Jawa. Peran dan fungsi burung dari famili Accipitridae sebagai top predator tentu menjadi dasar kuat yang menjadikan mereka, para burung pemangsa ini dilarang diburu dan atau dipelihara.
Malang: Populasi satwa
Elang Jawa (
Nisaetus bartelsi) di kawasan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS), Jawa Timur, mengalami tren peningkatan dari tahun ke tahun. Menurut data 2020, tercatat ada 27 ekor Elang Jawa yang telah terdeteksi.
Pengendali Ekosistem Hutan BB-TNBTS, Toni Artaka, mengatakan pihaknya mendeteksi 27 ekor Elang Jawa di tiga site monitoring di kawasan BB-TNBTS. Yakni 10 ekor di Coban Trisula, 14 ekor di Bendolawang, dan tiga ekor di Pronojiwo.
"Tahun ini tambah satu individu baru di Pronojiwo. Kami beri nama Garwo, singkatan dari Garuda Pronojiwo," kata Toni saat Sarasehan Harmoni Alam dan Budaya dalam Pengelolaan TNBTS, Sabtu, 5 Juni 2021.
Toni menjelaskan BB-TNBTS telah melakukan pengamatan terhadap populasi Elang Jawa sejak 2017 lalu hingga tahun ini. Pengamatan dilakukan bekerja sama dengan sejumlah komunitas pengamat burung pemangsa (raptor) di Indonesia.
"Sejauh ini tren populasi semakin naik. Karena tidak semua tempat yang memilki Elang Jawa bertambah populasinya," tambah dia.
Baca:
Hari Keragaman Hayati, Konservasi Elang Jawa Ditingkatkan
Toni mencontohkan di kawasan Gunung Merapi, Jawa Tengah. Elang Jawa di kawasan tersebut memang bertelur namun tidak pernah menetas dalam lima tahun terakhir.
"Kalau di Jawa yang rajin beranak pinak itu di Gunung Halimun Salak, TNBTS, dan kawasan Malang Selatan," terang dia.
Sebagai informasi, seluruh jenis burung dari keluarga/famili
Accipitridae dilindungi pemerintah. Sejauh ini ada 10 spesies yang sudah tercatat di kawasan TNBTS.
Satu diantaranya adalah spesies kunci di TNBTS yaitu Elang Jawa. Peran dan fungsi burung dari famili
Accipitridae sebagai
top predator tentu menjadi dasar kuat yang menjadikan mereka, para burung pemangsa ini dilarang diburu dan atau dipelihara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SYN)