Petugas Rumah Sakit Umum Daerah Bendan Kota Pekalongan menunjukan ruang unit gawat darurat (UGD), Jumat (20/8/2021). (ANTARA/HO-Humas Kota Pekalongan)
Petugas Rumah Sakit Umum Daerah Bendan Kota Pekalongan menunjukan ruang unit gawat darurat (UGD), Jumat (20/8/2021). (ANTARA/HO-Humas Kota Pekalongan)

Keterisian Kamar Pasien Covid-19 di RSUD Pekalongan Turun 80%

Antara • 20 Agustus 2021 17:46
Pekalongan: Tingkat keterisian kamar (bed occupancy rate/ BOR) di Rumah Sakit Umum Daerah Bendan, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, yang semula mencapai 61 pasien kini turun sekitar 80 persen atau 14 pasien yang terdiri atas 6 pasien gejala berat dan 8 gejala biasa.
 
Direktur Utama RSUD Bendan Kota Pekalongan, Junaidi, mengatakan sebelumnya, keterisian kamar di RSUD sempat melebihi kapasitas sehingga harus menolak pasien covid-19 yang akan menjalani rawat inap.
 
"Ruang UGD yang sebelumnya penuh sampai menolak pasien kini nol atau kosong. Untuk ketercukupan tempat di ruang intensive care unit (ICU) 100 persen digunakan, namun untuk non-ICU hanya digunakan 8 dari 55 ruangan atau sekitar 14 persen," katanya, Jumat, 20 Agustus 2021.

Menurut dia, penurunan ini merupakan hal yang baik tetapi tetap hal itu perlu adanya penegakan diagnosis atau skrining lagi.
 
Baca juga: Siapkan PTM, Gibran Kebut Vaksinasi Pelajar
 
"Sebagian besar pasien covid-19 yang dirawat di ruang ICU sudah gawat kondisinya, kemudian baru dibawa ke rumah sakit untuk mendapat layanan medis," ungkap dia.
 
Junaidi mengatakan penekanan skrining perlu dilakukan sebagai upaya untuk memastikan apakah seseorang itu terkonfirmasi positif covid-19 atau tidak.
 
"Jika yang bersangkutan terkonfirmasi positif covid-19, harus dilakukan isolasi terpusat. Upaya skrining bertujuan agar pasien covid-19 dapat terdeteksi gejalanya sejak awal karena banyak pasien yang isolasi mandiri meninggal lantaran kurangnya penanganan pasien, deteksi dan pengawasan, bahkan terbatasnya tenaga kesehatan yang memeriksa," papar dia.
 
Terkait dengan ketersediaan oksigen di RSUD Bendan, Junaidi memastikan bahwa stok oksigen masih cukup karena masyarakat yang membutuhkan zat tersebut juga berkurang.
 
"Pasokan oksigen saat ini sudah lancar dan kebutuhan masyarakat juga berkurang. Pada saat puncak kasus covid-19, kebutuhan masyarakat terhadap oksigen mencapai 1.500-2.000 meter kubik sedangkan kini hanya 700-800 meter kubik," jelasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan