Tangerang: Perajin tempe di Kota Tangerang, Banten, bakal melakukan mogok produksi selama tiga hari, mulai Kamis, 31 Desember 2020. Aksi mogok dilakukan lantaran harga bahan baku tempe, yakni kacang kedelai melambung 30 persen.
Salah satu perajin tempe, Taryaman, di Jalan Irigasi, Kelurahan Kenanga, Kecamatan Cipondoh, Tangerang, mengatakan kenaikan harga kacang kedelai saat ini mencapai Rp920 ribu per kwintal. Sebelumnya, kata dia, harga kacang kedelai Rp680 ribu per kwintal.
"Rencana mogok produksi mulai Jumat, Sabtu, dan Minggu besok, karena kedelainya itu mahal. Kira-kira sudah sebulan lebih naiknya. Cuma yang parah Desember ini naiknya enggak kira-kira," ujarnya, Rabu, 31 Desember 2020.
Baca: Tempe Khas Indonesia Berpotensi Merajai Pasar Australia
Taryaman menjelaskan, aksi mogok ialah desakan ke pemerintah daerah agar bisa mengendalikan harga kacang kedelai. Dia mengungkap, kini sejumlah perajin tempe terpaksa gulung tikar.
"Ini teman saya banyak yang pulang kampung karena pada gulung tikar. Ya soalnya kan buat beli kedelai itu belanjanya hari ini, misalnya dapat duit keuntungan buat belanja sekarang tidak bisa, sama untung dan modal itu kurang," terangnya.
Taryaman menambahkan, untuk menyiasati kerugian, kini ukuran tempe lebih kecil dan harga dinaikan. Sehingga pihaknya tetap bisa bertahan memenuhi kebutuhan tempe di masyarakat.
Tangerang: Perajin
tempe di Kota Tangerang, Banten, bakal melakukan mogok produksi selama tiga hari, mulai Kamis, 31 Desember 2020. Aksi mogok dilakukan lantaran harga bahan baku tempe, yakni kacang kedelai melambung 30 persen.
Salah satu perajin tempe, Taryaman, di Jalan Irigasi, Kelurahan Kenanga, Kecamatan Cipondoh, Tangerang, mengatakan kenaikan harga kacang kedelai saat ini mencapai Rp920 ribu per kwintal. Sebelumnya, kata dia, harga kacang kedelai Rp680 ribu per kwintal.
"Rencana mogok produksi mulai Jumat, Sabtu, dan Minggu besok, karena kedelainya itu mahal. Kira-kira sudah sebulan lebih naiknya. Cuma yang parah Desember ini naiknya enggak kira-kira," ujarnya, Rabu, 31 Desember 2020.
Baca: Tempe Khas Indonesia Berpotensi Merajai Pasar Australia
Taryaman menjelaskan, aksi mogok ialah desakan ke pemerintah daerah agar bisa mengendalikan harga kacang kedelai. Dia mengungkap, kini sejumlah perajin tempe terpaksa gulung tikar.
"Ini teman saya banyak yang pulang kampung karena pada gulung tikar. Ya soalnya kan buat beli kedelai itu belanjanya hari ini, misalnya dapat duit keuntungan buat belanja sekarang tidak bisa, sama untung dan modal itu kurang," terangnya.
Taryaman menambahkan, untuk menyiasati kerugian, kini ukuran tempe lebih kecil dan harga dinaikan. Sehingga pihaknya tetap bisa bertahan memenuhi kebutuhan tempe di masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)