Gunungkidul: Kasus antraks di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menjangkiti puluhan orang. Dugaan sementara, warga di lingkungan penyebaran kasus antraks, yakni di Dusun Jati, Desa Candirejo, Kecamatan Semanu, mengambil sapi mati yang sudah dikubur lalu menyantapnya.
"Yang jelas memang ada sapi yang mati dikubur dan digali lagi," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Gunungkidul, Wibawanti Wulandari, Rabu, 5 Juli 2023.
Ia mengatakan persoalan itu masih dalam penyelidikan. Dugaan penyebaran antraks dari sapi mati yang dikubur lalu digali kembali hingga dikonsumsi masih didalami.
Namun, kata dia, di wilayah tersebut memang sempat ada sapi mati mendadak setelah itu dikubur. Sapi itu mati karena sakit.
"Sapi yang dagingnya dikonsumsi itu (sebelumnya) mati karena sakit," kata dia.
Dalam kasus itu, kasus antraks terdeteksi menjangkiti 87 orang. Dari jumlah itu, satu di antaranya meninggal dunia. Warga yang meninggal itu laki-laki 73 tahun dan sempat empat hari dirawat di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan DPKH Kabupaten Gunungkidul, Retno Widyastuti mengatakan setidaknya 12 ekor ternak mati terpapar antraks. Namun, hasil penelusuran tak ditemukan bangkai. Dari situ pihaknya menduga ternak mati tersebut dikonsumsi warga.
"Tapi kasus (antraks) baru dilaporkan setelah sampai (dikonsumsi) manusia. Padahal tinggal telepon kita saja dan nanti ditindaklanjuti," ungkap dia.
Gunungkidul: Kasus antraks di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menjangkiti puluhan orang.
Dugaan sementara, warga di lingkungan penyebaran kasus antraks, yakni di Dusun Jati, Desa Candirejo, Kecamatan Semanu, mengambil sapi mati yang sudah dikubur lalu menyantapnya.
"Yang jelas memang ada sapi yang mati dikubur dan digali lagi," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Gunungkidul, Wibawanti Wulandari, Rabu, 5 Juli 2023.
Ia mengatakan persoalan itu masih dalam penyelidikan. Dugaan penyebaran antraks dari sapi mati yang dikubur lalu digali kembali hingga dikonsumsi masih didalami.
Namun, kata dia, di wilayah tersebut memang sempat ada
sapi mati mendadak setelah itu dikubur. Sapi itu mati karena sakit.
"Sapi yang dagingnya dikonsumsi itu (sebelumnya) mati karena sakit," kata dia.
Dalam kasus itu, kasus antraks terdeteksi menjangkiti 87 orang. Dari jumlah itu, satu di antaranya meninggal dunia. Warga yang meninggal itu laki-laki 73 tahun dan sempat empat hari dirawat di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan DPKH Kabupaten Gunungkidul, Retno Widyastuti mengatakan setidaknya 12 ekor ternak mati terpapar antraks. Namun, hasil penelusuran tak ditemukan bangkai. Dari situ pihaknya
menduga ternak mati tersebut dikonsumsi warga.
"Tapi kasus (antraks) baru dilaporkan setelah sampai (dikonsumsi) manusia. Padahal tinggal telepon kita saja dan nanti ditindaklanjuti," ungkap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)