Surabaya: Satgas Gakkum Operasi Aman Nusa II Polrestabes Surabaya melakukan pengawasan di media sosial (medsos) terkait informasi adanya upaya penipuan jual beli plasma konvalesen. Sebelumnya, Palang Merah Indonesia Jawa Timur (PMI Jatim) menerima informasi dan laporan korban penipuan jual beli plasma konvalesen melalui medsos dari Kabupaten Sidoarjo.
"Kami yang tergabung dalam Satgas Gakkum Operasi Aman Nusa II akan memonitoring hal tersebut," ujar Kasatgas Gakkum Operasi Aman Nusa II Polrestabes Surabaya AKBP Oki Ahadian, Rabu, 28 Juli 2021.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya itu mengimbau kepada masyarakat yang menemukan pelanggaran atau penipuan agar segera melaporkan. "Jika ada yang menjadi korban, silakan melaporkan. Akan kita proses," kata Oki.
Tim siber juga telah dikerahkan Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jatim memburu pelaku penipuan dan calo plasma konvalesen.
"Kami dari kepolisian telah mengerahkan tim siber untuk melakukan patroli di media sosial untuk memburu pelaku penipuan plasma konvalesen," ucap Direktur Ditreskrimsus Polda Jatim, Kombes Farman.
Sekretaris PMI Jatim, dr Edi Purwinarto, berpesan kepada masyarakat yang membutuhkan plasma konvalesen untuk langsung berhubungan dengan UDD PMI. Ia meminta masyarakat tidak langsung berhubungan dengan calon pendonor.
"Mohon maaf, terakhir ini ada informasi ternyata menjadi ajang bisnis. Inilah yang barangkali menyimpang dari misi kemanusiaan," ucap Edi.
Ia mengungkapkan ada kasus dimana pihak korban sudah mentransfer sejumlah uang, namun pendonor tak ada. "Saya berharap pada masyarakat yang membutuhkan melalui RS terus ke UDD, biar aman," tutur Edi.
Edi juga mengaku menerima pesan berisi brosur yang menawarkan plasma konvalensen dengan harga fantastis. "Tempo hari, saya juga membaca ada tawaran Rp20 juta satu kantong PK (plasma konvalesen), ditawari lewat brosur. Tapi sudah saya hapus," ujarnya.
Baca: Khofifah Jadi Alasan Warga di Bawean Mau Divaksin Covid-19
Edi menyebutkan, modus penipuan terkait plasma konvalesen umumnya memanfaatkan sosmed. Sebab, saat ini banyak yang membutuhkan plasma konvalesen bercerita di sosmed.
"Sekarang kan banyak di sosmed, bagi yang membutuhkan darah supaya menghubungi pendonor namanya ini. Lah ini oleh pihak tidak bertanggung jawab dimanfaatkan menjadi modus penipuan," jelasnya.
Surabaya: Satgas Gakkum Operasi Aman Nusa II Polrestabes Surabaya melakukan pengawasan di media sosial (
medsos) terkait informasi adanya upaya penipuan jual beli plasma konvalesen. Sebelumnya, Palang Merah Indonesia Jawa Timur (
PMI Jatim) menerima informasi dan laporan korban penipuan jual beli plasma konvalesen melalui medsos dari Kabupaten Sidoarjo.
"Kami yang tergabung dalam Satgas Gakkum Operasi Aman Nusa II akan memonitoring hal tersebut," ujar Kasatgas Gakkum Operasi Aman Nusa II Polrestabes Surabaya AKBP Oki Ahadian, Rabu, 28 Juli 2021.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya itu mengimbau kepada masyarakat yang menemukan pelanggaran atau penipuan agar segera melaporkan. "Jika ada yang menjadi korban, silakan melaporkan. Akan kita proses," kata Oki.
Tim siber juga telah dikerahkan Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jatim memburu pelaku penipuan dan calo plasma konvalesen.
"Kami dari kepolisian telah mengerahkan tim siber untuk melakukan patroli di media sosial untuk memburu pelaku penipuan plasma konvalesen," ucap Direktur Ditreskrimsus Polda Jatim, Kombes Farman.
Sekretaris PMI Jatim, dr Edi Purwinarto, berpesan kepada masyarakat yang membutuhkan plasma konvalesen untuk langsung berhubungan dengan UDD PMI. Ia meminta masyarakat tidak langsung berhubungan dengan calon pendonor.
"Mohon maaf, terakhir ini ada informasi ternyata menjadi ajang bisnis. Inilah yang barangkali menyimpang dari misi kemanusiaan," ucap Edi.
Ia mengungkapkan ada kasus dimana pihak korban sudah mentransfer sejumlah uang, namun pendonor tak ada. "Saya berharap pada masyarakat yang membutuhkan melalui RS terus ke UDD, biar aman," tutur Edi.
Edi juga mengaku menerima pesan berisi brosur yang menawarkan plasma konvalensen dengan harga fantastis. "Tempo hari, saya juga membaca ada tawaran Rp20 juta satu kantong PK (plasma konvalesen), ditawari lewat brosur. Tapi sudah saya hapus," ujarnya.
Baca:
Khofifah Jadi Alasan Warga di Bawean Mau Divaksin Covid-19
Edi menyebutkan, modus penipuan terkait plasma konvalesen umumnya memanfaatkan sosmed. Sebab, saat ini banyak yang membutuhkan plasma konvalesen bercerita di sosmed.
"Sekarang kan banyak di sosmed, bagi yang membutuhkan darah supaya menghubungi pendonor namanya ini. Lah ini oleh pihak tidak bertanggung jawab dimanfaatkan menjadi modus penipuan," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SYN)