Nganjuk: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, menurunkan Tim Mitigasi Bencana untuk mengantisipasi terjadi longsor susulan di Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk. Tim akan melakukan survei geologi dan survei seismik serta foto udara.
"Survei geologi dilakukan dengan melihat struktur tanah dan batu-batuan di sekitar lokasi longsor," kata Plt Kalaksa BPBD Jatim, Yanuar Rachmadi, Minggu, 21 Februari 2021.
Survei seismik dilakukan menggunakan seismograf untuk mengukur indeks kerentanan tanah yang difokuskan di tiga titik, yakni, kaki longsoran, belakang Masjid Riyadhatut Tholibin di sekitar lokasi, dan di badan longsor. Sedangkan survei udara dilakukan menggunakan drone di seluruh area lokasi longsoran yang selalu diperbarui setiap pagi dan sore hari.
"Survei seismik juga kita lakukan setiap hari sebagai bahan kebijakan bagi tim evakuasi korban agar lebih berhati-hati saat bertugas," ujarnya.
Baca juga: Angka Pengangguran di Bandar Lampung Naik 1,64%
Berdasarkan survei tiga jenis tersebut didapati adanya rekahan-rekahan baru yang searah dengan arah longsor. Selain itu, juga ditemukan dua jenis struktur batuan yg berbeda. Yakni, sisi utara lebih banyak batuan yg mengalami pelapukan. Sedang sisi selatan merupakan formasi batuan andesit yang masih kuat.
Kemudian hasil survei udara juga menemukan adanya aliran air dari sumber yang berpotensi menambah debit air yang terserap tanah.
"Kemiringan bidang longsoran juga terpotret maksimum 56 derajat, dan sore ini kondisinya juga turun hujan," tambah dia.
Atas tiga hasil survei itu, otoritas setempat berkesimpulan, longsor susulan dimungkinkan masih terjadi. Pemda pun telah menyusun rencana evakuasi untuk petugas pencarian korban, bila terjadi longsor susulan. (Faishol Taselan)
Nganjuk: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, menurunkan Tim Mitigasi Bencana untuk mengantisipasi terjadi longsor susulan di Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk. Tim akan melakukan
survei geologi dan survei seismik serta foto udara.
"Survei geologi dilakukan dengan melihat struktur tanah dan batu-batuan di sekitar lokasi longsor," kata Plt Kalaksa BPBD Jatim, Yanuar Rachmadi, Minggu, 21 Februari 2021.
Survei seismik dilakukan menggunakan seismograf untuk mengukur indeks kerentanan tanah yang difokuskan di tiga titik, yakni, kaki longsoran, belakang Masjid Riyadhatut Tholibin di sekitar lokasi, dan di badan longsor. Sedangkan survei udara dilakukan menggunakan drone di seluruh area lokasi longsoran yang selalu diperbarui setiap pagi dan sore hari.
"Survei seismik juga kita lakukan setiap hari sebagai bahan kebijakan bagi tim evakuasi korban agar lebih berhati-hati saat bertugas," ujarnya.
Baca juga:
Angka Pengangguran di Bandar Lampung Naik 1,64%
Berdasarkan survei tiga jenis tersebut didapati adanya rekahan-rekahan baru yang searah dengan arah longsor. Selain itu, juga ditemukan dua jenis struktur batuan yg berbeda. Yakni, sisi utara lebih banyak batuan yg mengalami pelapukan. Sedang sisi selatan merupakan formasi batuan andesit yang masih kuat.
Kemudian hasil survei udara juga menemukan adanya aliran air dari sumber yang berpotensi menambah debit air yang terserap tanah.
"Kemiringan bidang longsoran juga terpotret maksimum 56 derajat, dan sore ini kondisinya juga turun hujan," tambah dia.
Atas tiga hasil survei itu, otoritas setempat berkesimpulan, longsor susulan dimungkinkan masih terjadi. Pemda pun telah menyusun rencana evakuasi untuk petugas pencarian korban, bila terjadi longsor susulan. (Faishol Taselan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)