Yogyakarta: Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengimbau pondok pesantren (Ponpes) yang belum membuka aktivitas kegiatan belajar mengajar (KBM) mengkaji lebih lanjut. Santri yang berasal dari berbagai kota sangat rawan membawa, menularkan, atau tertular covid-19.
"Karena kemungkinan terbesar ini adalah anak-anak yang baru datang dari luar kota kemudian dia OTG (orang tanpa gejala) sehingga menularkan ke teman-teman yg lain. Jadi bagi yang sudah telanjur ya sudah," kata Sekretaris Daerah Pemerintah DIY, Kadarmanta Baskara Aji, di Yogyakarta, Jumat, 6 November 2020.
Baca: Kasus Aktif Covid-19 Diprediksi Berakhir November 2020
Menurut Kadarmanta bagi Ponpes yang belum membuka KBM harus lebih mempertimbangkan ulang berbagai hal. Salah satunya mengatur santri sebelum kumpul wajib menjalani karantina dan pemeriksaan kesehatan.
Selain itu pengurus Ponpes juga harus menyediakan kebutuhan vitamin hingga sarana prasana sebagai antisipasi bila muncul kasus. Ia menegaskan, bila ada hal yang belum terpenuhi kegiatan KBM di Ponpes disarankan ditunda.
"Bisa enggak jaga jarak. Kalau bisa jaga jarak, itu mungkin bisa dipertimbangkan. Tapi kalau tidak ya jangan. Misalnya, tempat tidurnya harus berhimpit-himpitan, tempat belajarnya harus himpit-himpitan, itu jangan," jelasnya.
Kadarmanta meminta sejumlah Ponpes yang sudah terjadi kasus penularan covid-19 harus ditangani maksimal. Orang yang dalam kondisi positif covid-19 tak boleh dicampur dengan yang sehat. Sementara sesama orang positif covid-19 disarankan jaga jarak.
"Prokes (protokol kesehatan) harus dilakukan karena nanti ada yang sembuhnya cepet, ada yang sembuhnya lama. Yang sembuhnya cepat nanti kena yang sembuhnya lama, kena lagi enggak rampung," ungkapnya.
Baca: Ratusan Santri dan Pengasuh Pondok Pesantren di Krapyak Terinfeksi Covid-19
Sejumlah Ponpes di DIY diketahui jadi titik penularan covid-19. Di Sleman, setidaknya ada tiga Ponpes terjadi ratusan kasus konfirmasi positif covid-19. Terbaru, kasus konfirmasi positif covid-19 di Ponpes terjadi di Krapyak, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul.
Ratusan santri serta pengasuh di Ponpes Krapyak terinfeksi covid-19. Hasil penelusuran sejak 27 Oktober hingga 3 November, ada sebanyak 288 orang menjalani tes. Dari jumlah itu 131 hasilnya positif covid-19. Menurut dia sebagian besarnya merupakan santri dan pengasuh.
Kadarmanta mengaku sudah meminta ke Dinas Kesehatan di Bantul menyokong penanganan kasus itu. Selain pendampingan karantina, ia meminta Dinas Kesehatan memastikan ketersediaan vitamin dan penopang imunitas penghuni ponpes.
"Itu perlu disiapkan supaya mereka segera bisa kita swab agi kemudian hasilnya negatif. Kita tidak ada kebijakan untuk memulangkan (santri). Nanti kalau kita pulangkan di sana juga jadi masalah," ujarnya.
Yogyakarta: Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengimbau pondok pesantren (Ponpes) yang belum membuka aktivitas kegiatan belajar mengajar (KBM) mengkaji lebih lanjut. Santri yang berasal dari berbagai kota sangat rawan membawa, menularkan, atau tertular
covid-19.
"Karena kemungkinan terbesar ini adalah anak-anak yang baru datang dari luar kota kemudian dia OTG (orang tanpa gejala) sehingga menularkan ke teman-teman yg lain. Jadi bagi yang sudah telanjur ya sudah," kata Sekretaris Daerah Pemerintah DIY, Kadarmanta Baskara Aji, di Yogyakarta, Jumat, 6 November 2020.
Baca:
Kasus Aktif Covid-19 Diprediksi Berakhir November 2020
Menurut Kadarmanta bagi Ponpes yang belum membuka KBM harus lebih mempertimbangkan ulang berbagai hal. Salah satunya mengatur santri sebelum kumpul wajib menjalani karantina dan pemeriksaan kesehatan.
Selain itu pengurus Ponpes juga harus menyediakan kebutuhan vitamin hingga sarana prasana sebagai antisipasi bila muncul kasus. Ia menegaskan, bila ada hal yang belum terpenuhi kegiatan KBM di Ponpes disarankan ditunda.
"Bisa enggak jaga jarak. Kalau bisa jaga jarak, itu mungkin bisa dipertimbangkan. Tapi kalau tidak ya jangan. Misalnya, tempat tidurnya harus berhimpit-himpitan, tempat belajarnya harus himpit-himpitan, itu jangan," jelasnya.
Kadarmanta meminta sejumlah Ponpes yang sudah terjadi kasus penularan covid-19 harus ditangani maksimal. Orang yang dalam kondisi positif covid-19 tak boleh dicampur dengan yang sehat. Sementara sesama orang positif covid-19 disarankan jaga jarak.
"Prokes (protokol kesehatan) harus dilakukan karena nanti ada yang sembuhnya cepet, ada yang sembuhnya lama. Yang sembuhnya cepat nanti kena yang sembuhnya lama, kena lagi enggak rampung," ungkapnya.
Baca:
Ratusan Santri dan Pengasuh Pondok Pesantren di Krapyak Terinfeksi Covid-19
Sejumlah Ponpes di DIY diketahui jadi titik penularan covid-19. Di Sleman, setidaknya ada tiga Ponpes terjadi ratusan kasus konfirmasi positif covid-19. Terbaru, kasus konfirmasi positif covid-19 di Ponpes terjadi di Krapyak, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul.
Ratusan santri serta pengasuh di Ponpes Krapyak terinfeksi covid-19. Hasil penelusuran sejak 27 Oktober hingga 3 November, ada sebanyak 288 orang menjalani tes. Dari jumlah itu 131 hasilnya positif covid-19. Menurut dia sebagian besarnya merupakan santri dan pengasuh.
Kadarmanta mengaku sudah meminta ke Dinas Kesehatan di Bantul menyokong penanganan kasus itu. Selain pendampingan karantina, ia meminta Dinas Kesehatan memastikan ketersediaan vitamin dan penopang imunitas penghuni ponpes.
"Itu perlu disiapkan supaya mereka segera bisa kita swab agi kemudian hasilnya negatif. Kita tidak ada kebijakan untuk memulangkan (santri). Nanti kalau kita pulangkan di sana juga jadi masalah," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)