Surabaya: Juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur, Makhyan Jibril, menyatakan perkembangan kasus korona di Jatim menunjukkan tren positif. Bahkan, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya memprediksi kasus aktif covid-19 di Jatim berakhir November 2020.
"Prediksi FKM itu bergantung masyarakat. Prediksi itu akan meleset jika masyarakat tidak disiplin. Tapi saya mengapresiasi kesadaran masyarakat untuk disiplin mulai tumbuh, dan ini harus terus ditingkatkan," kata Jibril, dikonfirmasi, Jumat, 6 November 2020.
Jibril mengatakan, prediksi FKM Unair itu didapat dari hasil hitungan menggunakan rumus predictive modelling. Tapi secara logika, kata dia, prediksi itu sangat bisa dipahami mengungat jumlah pasien sembuh di Jatim, cenderung lebih tinggi dibanding penambahan kasus positif covid-19.
Ia mencontohkan pada Kamis kemarin, 5 November 2020, pasien sembuh di Jatim mencapai 243 orang, sehingga total 47.505 orang. Sementara penambahan kasus positif mencapai 239 kasus, sehingga total seluruhnya menjadi 53.513 kasus.
"Sedangkan pasien aktif yang masih dirawat tinggal 2.170 pasien atau setara 4,06 persen. Ada penurunan dibanding hari sebelumnya yang masih di atas 2.300 orang," katanya.
Baca: Hari Pahlawan, Tiket Kereta untuk Guru dan Tenaga Kesehatan di Surabaya Gratis
Perbandingan jumlah pasien sembuh lebih banyak daripada kasus positif diharapkan terus berlangsung. Dengan begitu, penambahan kasus positif tidak berdampak signifikan pada jumlah pasien dirawat. "Secara otomatis prediksi kasus aktif di Jatim bisa terwujud selesai pada November ini," katanya.
Menurut Jibril, pasien sembuh meningkat bukti bahwa perawatan juga semakin singkat. Ini lantaran kondisi tubuh pasien sangat baik, sehingga mereka menderita Covid-19 tidak lama. "Pedoman kementerian kesehatan menunjukkan 10 hingga 14 hari. Setelah itu banyak yang sudah sembuh," ujarnya.
Meski demikian, lanjut Jibril, masih ada orang yang kembali positif, namun persentasenya sangat kecil yakni 5 persen. Kemungkinan aktif itu terjadi kisaran 33 hari setelah dinyatakan negatif. "Hanya 5 persen, berarti banyak yang dipastikan sembuh total dan tidak aktif lagi," kata Jibril.
Pemerintah melalui #satgascovid19 tak bosan-bosannya mengampanyekan #ingatpesanibu. Jangan lupa selalu menerapkan 3M, yakni #pakaimasker, #jagajarak dan #jagajarakhindarikerumunan, serta #cucitangan dan #cucitanganpakaisabun.
Surabaya: Juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur, Makhyan Jibril, menyatakan perkembangan kasus korona di Jatim menunjukkan tren positif. Bahkan, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya memprediksi kasus aktif
covid-19 di Jatim berakhir November 2020.
"Prediksi FKM itu bergantung masyarakat. Prediksi itu akan meleset jika masyarakat tidak disiplin. Tapi saya mengapresiasi kesadaran masyarakat untuk disiplin mulai tumbuh, dan ini harus terus ditingkatkan," kata Jibril, dikonfirmasi, Jumat, 6 November 2020.
Jibril mengatakan, prediksi FKM Unair itu didapat dari hasil hitungan menggunakan rumus predictive modelling. Tapi secara logika, kata dia, prediksi itu sangat bisa dipahami mengungat jumlah pasien sembuh di Jatim, cenderung lebih tinggi dibanding penambahan kasus positif covid-19.
Ia mencontohkan pada Kamis kemarin, 5 November 2020, pasien sembuh di Jatim mencapai 243 orang, sehingga total 47.505 orang. Sementara penambahan kasus positif mencapai 239 kasus, sehingga total seluruhnya menjadi 53.513 kasus.
"Sedangkan pasien aktif yang masih dirawat tinggal 2.170 pasien atau setara 4,06 persen. Ada penurunan dibanding hari sebelumnya yang masih di atas 2.300 orang," katanya.
Baca:
Hari Pahlawan, Tiket Kereta untuk Guru dan Tenaga Kesehatan di Surabaya Gratis
Perbandingan jumlah pasien sembuh lebih banyak daripada kasus positif diharapkan terus berlangsung. Dengan begitu, penambahan kasus positif tidak berdampak signifikan pada jumlah pasien dirawat. "Secara otomatis prediksi kasus aktif di Jatim bisa terwujud selesai pada November ini," katanya.
Menurut Jibril, pasien sembuh meningkat bukti bahwa perawatan juga semakin singkat. Ini lantaran kondisi tubuh pasien sangat baik, sehingga mereka menderita Covid-19 tidak lama. "Pedoman kementerian kesehatan menunjukkan 10 hingga 14 hari. Setelah itu banyak yang sudah sembuh," ujarnya.
Meski demikian, lanjut Jibril, masih ada orang yang kembali positif, namun persentasenya sangat kecil yakni 5 persen. Kemungkinan aktif itu terjadi kisaran 33 hari setelah dinyatakan negatif. "Hanya 5 persen, berarti banyak yang dipastikan sembuh total dan tidak aktif lagi," kata Jibril.
Pemerintah melalui #satgascovid19 tak bosan-bosannya mengampanyekan #ingatpesanibu. Jangan lupa selalu menerapkan 3M, yakni #pakaimasker, #jagajarak dan #jagajarakhindarikerumunan, serta #cucitangan dan #cucitanganpakaisabun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)