Yogyakarta: Gubenur Daerah Istinewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X menyebut syarat vaksin booster tanpa tes antigen bagi pemudik sulit diterapkan di lapangan. Sebab, tidak ada yang bisa mengawasi siapa pemudik yang sudah vaksin atau belum.
"(Vaksin) itu kedasaran sendiri. Bahwa sudah vaksin itu memang penting iya, tapi tidak bisa dikontrol," kata Sri Sultan di sekitar Malioboro, Senin, 28 Maret 2022.
Ia mengatakan sulit menerapkan kebijakan lain menyusul pembatalan syarat tes antigen maupun polymerase chain reaction (PCR). Menurut dia, menerapkan penyekatan untuk memeriksa satu per satu perlaku perjalanan tak mungkin dilakukan.
"Kalau ditanya sudah vaksin booster atau belum, pasti dijawab sudah, tapi enggak tahu itu benar atau tidak," kata dia.
Ia menyebut pelaksanaan protokol kesehatan masih menjadi cara sederhana dan efektif mencegah risiko penularan covid-19. Meskipun, penerapan di lapangan saat ini perlahan mulai diabaikan sebagian masyarakat.
Baca: Tanah dari Kraton Yogyakarta Turut Dibawa ke IKN
Dia mencontohkan mayoritas delegasi Presidensi G20 di Yogyakarta, tidak mengenakan masker. Meski demikian ia mengingatkan masyarakat untuk tetap menguatkan penerapan protokol kesehatan.
"Meski tahun ini (jumlah kasus covid-19) sudah turun tapi (pandemi) belum selesai," ujarnya.
Data covid-19 di DIY dalam empat hari terakhir memang mengalami tren penurunan. Rinciannya, 119 kasus pada 28 Maret, 161 kasus pada 27 Maret, 171 kasus pada 26 Maret, dan 196 kasus pada 25 Maret.
Semantara itu, capaian vaksinasi booster di DIY baru 18 persen. Percepatan vaksin booster ini tak bisa dilakukan seperti halnya dosis pertama dan dosis kedua.
Yogyakarta: Gubenur Daerah Istinewa Yogyakarta (DIY)
Sri Sultan Hamengku Buwono X menyebut syarat
vaksin booster tanpa tes antigen bagi
pemudik sulit diterapkan di lapangan. Sebab, tidak ada yang bisa mengawasi siapa pemudik yang sudah vaksin atau belum.
"(Vaksin) itu kedasaran sendiri. Bahwa sudah vaksin itu memang penting iya, tapi tidak bisa dikontrol," kata Sri Sultan di sekitar Malioboro, Senin, 28 Maret 2022.
Ia mengatakan sulit menerapkan kebijakan lain menyusul pembatalan syarat tes antigen maupun
polymerase chain reaction (PCR). Menurut dia, menerapkan penyekatan untuk memeriksa satu per satu perlaku perjalanan tak mungkin dilakukan.
"Kalau ditanya sudah vaksin
booster atau belum, pasti dijawab sudah, tapi enggak tahu itu benar atau tidak," kata dia.
Ia menyebut pelaksanaan protokol kesehatan masih menjadi cara sederhana dan efektif mencegah risiko penularan covid-19. Meskipun, penerapan di lapangan saat ini perlahan mulai diabaikan sebagian masyarakat.
Baca:
Tanah dari Kraton Yogyakarta Turut Dibawa ke IKN
Dia mencontohkan mayoritas delegasi Presidensi G20 di Yogyakarta, tidak mengenakan masker. Meski demikian ia mengingatkan masyarakat untuk tetap menguatkan penerapan protokol kesehatan.
"Meski tahun ini (jumlah kasus covid-19) sudah turun tapi (pandemi) belum selesai," ujarnya.
Data covid-19 di DIY dalam empat hari terakhir memang mengalami tren penurunan. Rinciannya, 119 kasus pada 28 Maret, 161 kasus pada 27 Maret, 171 kasus pada 26 Maret, dan 196 kasus pada 25 Maret.
Semantara itu, capaian vaksinasi
booster di DIY baru 18 persen. Percepatan vaksin
booster ini tak bisa dilakukan seperti halnya dosis pertama dan dosis kedua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)