Yogyakarta: Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Didik Wardaya mengatakan kepala sekolah, tiga guru, dan orang tua siswi sudah melakukan pertemuan membahas kasus pemaksaan pemakaian jilbab di SMAN 1 Banguntapan Kabupaten Bantul. Polemik permasalahan ini sudah selesai.
"Mereka sepakat permasalahan itu diselesaikan secara kekeluargaan, dalam konteks keduanya menganggap itu selesai," kata Didik di Yogyakarta, Rabu, 10 Agustus 2022.
Ia mengatakan pihak sekolah dengan orang tua siswi sudah saling memaafkan. Meskipun, kelanjutan penanganan dugaan pelanggaran disiplin pegawai dan penjualan seragam sekolah tetap diteruskan.
Soal kelanjutan pendidikan siswi korban pemasaan jilbab, kemungkinan akan dipindah ke sekolah lain. SMAN 1 Banguntapan dinilai sudah tidak representatif.
"Bahwa atas saran KPAI dan permintaan orang tua merekomendasikan bersekolah di tempat lain. Kami mencoba memfasilitasi, (meskipun) kami harap tetap di SMAN 1 Banguntapan," katanya.
Ia menambahkan kondisi siswi yang bersangkutan belum sepenuhnya pulih dari depresi. Bocah 15 tahun itu disebut masih butuh waktu untuk menghilangkan depresinya.
"Perlu waktu. Mudah-mudahan segera beraktivitas kembali. Sampai saat ini belum masuk sekolah," kata Didik.
Yogyakarta: Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Didik Wardaya mengatakan kepala sekolah, tiga guru, dan orang tua siswi sudah melakukan pertemuan membahas kasus
pemaksaan pemakaian jilbab di SMAN 1 Banguntapan Kabupaten Bantul. Polemik permasalahan ini sudah selesai.
"Mereka sepakat permasalahan itu diselesaikan
secara kekeluargaan, dalam konteks keduanya menganggap itu selesai," kata Didik di Yogyakarta, Rabu, 10 Agustus 2022.
Ia mengatakan
pihak sekolah dengan orang tua siswi sudah saling memaafkan. Meskipun, kelanjutan penanganan dugaan pelanggaran disiplin pegawai dan penjualan seragam sekolah tetap diteruskan.
Soal kelanjutan pendidikan siswi korban pemasaan jilbab, kemungkinan akan dipindah ke sekolah lain. SMAN 1 Banguntapan dinilai sudah tidak representatif.
"Bahwa atas saran KPAI dan permintaan orang tua merekomendasikan bersekolah di tempat lain. Kami mencoba memfasilitasi, (meskipun) kami harap tetap di SMAN 1 Banguntapan," katanya.
Ia menambahkan kondisi siswi yang bersangkutan belum sepenuhnya pulih dari depresi. Bocah 15 tahun itu disebut masih butuh waktu untuk menghilangkan depresinya.
"Perlu waktu. Mudah-mudahan segera beraktivitas kembali. Sampai saat ini belum masuk sekolah," kata Didik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(WHS)