Cianjur: Tim Badan Geologi Bandung mulai meneliti pergerakan tanah di Kampung Cikekep, Desa Cidadap, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Hasil penelitian itu dijadikan sebagai rekomendasi langkah selanjutnya yang akan diambil Pemkab Cianjur.
Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur Mohammad Irfan Sofyan mengatakan penelitian dilakukan sejak Selasa, 5 Oktober 2021.
"Mereka meneliti kondisi tanah di lokasi pergerakan tanah, apakah masih labil atau sudah aman," kata Irfan, Rabu, 6 Oktober 2021.
Pergerakan tanah di Desa Cidadap terjadi pada Minggu, 26 September 2021, sekitar pukul 23.00 WIB. Kejadiannya bersamaan dengan hujan dan angin kencang.
Akibat bencana itu, tiga rumah mengalami rusak berat, sedangkan belasan rumah lainnya dalam kondisi terancam. Saat ini sebagian warga mengungsi di tempat yang aman.
Baca juga: Pemkot Medan Gencar Vaksinasi Jemput Bola
Ancaman longsor juga terjadi di Kabupaten Bengkulu Tengah. Pemkab setempat menyiagakan dua unit alat berat mengantisipasi tanah longsor dan pohon tumbang di Desa Tanjung Heran, Kecamatan Taba Penanjung.
BPBD Kabupaten Tasikmalaya dan Garut telah siaga menghadapi dampak bencana hidrometeorologi. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Irwan, mengatakan sejak Januari-September 2021 terdapat 260 kejadian bencana, 51% atau 133 kejadian ialah bencana tanah longsor. Masyarakat yang terdampak bencana mencapai 1.216 kepala keluarga, lima orang meninggal dunia dan tiga orang luka-luka.
Sementara itu, di Bali, Tim Respons Cepat dan Juru Pemantau Lingkungan Desa Sumerta Kelod, Denpasar Timur, melakukan pemangkasan pohon untuk mengantisipasi pohon tumbang saat hujan disertai angin.
Cuaca ekstrem ini juga berpotensi terjadinya gelombang laut tinggi dan angin kencang, seperti laporan BMKG Stasiun Maritim Tenau Kupang, Nusa Tenggara Timur, yang mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang tinggi dan angin kencang. Peringatan dini berlaku pada 6-7 Oktober 2021. Tinggi gelombang laut diperkirakan mencapai 2,5 meter dan angin kencang maksimal mencapai 20 knot per jam.
Cianjur: Tim Badan Geologi Bandung mulai meneliti
pergerakan tanah di Kampung Cikekep, Desa Cidadap, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Hasil penelitian itu dijadikan sebagai rekomendasi langkah selanjutnya yang akan diambil Pemkab Cianjur.
Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur Mohammad Irfan Sofyan mengatakan penelitian dilakukan sejak Selasa, 5 Oktober 2021.
"Mereka meneliti kondisi tanah di lokasi pergerakan tanah, apakah masih labil atau sudah aman," kata Irfan, Rabu, 6 Oktober 2021.
Pergerakan tanah di Desa Cidadap terjadi pada Minggu, 26 September 2021, sekitar pukul 23.00 WIB. Kejadiannya bersamaan dengan hujan dan angin kencang.
Akibat bencana itu, tiga rumah mengalami rusak berat, sedangkan belasan rumah lainnya dalam kondisi terancam. Saat ini sebagian warga mengungsi di tempat yang aman.
Baca juga:
Pemkot Medan Gencar Vaksinasi Jemput Bola
Ancaman longsor juga terjadi di Kabupaten Bengkulu Tengah. Pemkab setempat menyiagakan dua unit alat berat mengantisipasi tanah longsor dan pohon tumbang di Desa Tanjung Heran, Kecamatan Taba Penanjung.
BPBD Kabupaten Tasikmalaya dan Garut telah siaga menghadapi dampak bencana hidrometeorologi. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Irwan, mengatakan sejak Januari-September 2021 terdapat 260 kejadian bencana, 51% atau 133 kejadian ialah bencana tanah longsor. Masyarakat yang terdampak bencana mencapai 1.216 kepala keluarga, lima orang meninggal dunia dan tiga orang luka-luka.
Sementara itu, di Bali, Tim Respons Cepat dan Juru Pemantau Lingkungan Desa Sumerta Kelod, Denpasar Timur, melakukan pemangkasan pohon untuk mengantisipasi pohon tumbang saat hujan disertai angin.
Cuaca ekstrem ini juga berpotensi terjadinya gelombang laut tinggi dan angin kencang, seperti laporan BMKG Stasiun Maritim Tenau Kupang, Nusa Tenggara Timur, yang mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang tinggi dan angin kencang. Peringatan dini berlaku pada 6-7 Oktober 2021. Tinggi gelombang laut diperkirakan mencapai 2,5 meter dan angin kencang maksimal mencapai 20 knot per jam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)