medcom.id, Maluk: Serabut kelapa yang selama ini identik dengan sampah, ternyata memiliki nilai ekonomis cukup tinggi jika diolah. Itulah yang dilakukan masyarakat di Maluk, Kecamatan Sekongkang, Sumbawa Barat, yang mengolah sabut kelapa menjadi coconet.
Coconet merupakan serabut kelapa yang dipilin. Fungsinya, untuk mencegah tanah dari longsor dan erosi.
Proses pembuatannya cukup unik, dengan mengaitkan seutas sabut kelapa pada mesin pemintal. Kemudian, urat-urat sabut kelapa atau yang disebut coco fiber disambungkan hingga panjangnya 15 meter.
Untuk menyambungkannya, petugas harus berjalan mundur sambil memilin hingga ukuran yang diinginkan. Selanjutnya, coconet dianyam selebar dua meter sebelum akahirnya digulung.
Sepintas memang terlihat mudah, namun untuk bisa memilinnya sampai padat dibutuhkan latihan cukup lama. "Saya kira mudah, kan tinggal mundur sambil mengatur sabutnya. Tapi setelah mencoba, ternyata harus punya keterampilan khusus," ujar seorang peserta Newmont Bootcamp Meliana Ulfa saat mengunjungi pabrik coconet di Desa Maluk, Sumbawa Barat, Jumat (19/2/2016).
Usaha Coconet mampu menyerap puluhan tenaga kerja yang didominasi ibu-ibu rumah tangga, sehingga sangat membantu pendapatan keluarga. Saat ini, ada 50 pekerja yang tergabung dalam PT Ridho Bersama.
Pekerja setiap harinya mampu menghasilkan 22-24 gulung (roll) Coconet. Mereka bekerja sesuai dengan bagiannya, ada yang memilin dan ada yang menganyam.
"Ini sebagai pemberdayaan masyarakat dan mengurangi pengangguran di Maluk. Kebetulan Newmont sangat butuh produk ini untuk reklamasi," kata Mandor PT Ridho Bersama Muhammad Yasin.
Setiap bulannya, PT Newmont Nusa Tenggara membutuhkan 475 gulung Coconet. Selain memenuhi kebutuhan Newmont, Coconet juga dipesan beberapa instansi di daerah Dompu dan Sekongkang, NTB.
"Ke depan, kami sedang mengusahakan tenaga kerja untuk mengolah coco fiber menjadi sapu dan pot bunga," tutup Yasin.
medcom.id, Maluk: Serabut kelapa yang selama ini identik dengan sampah, ternyata memiliki nilai ekonomis cukup tinggi jika diolah. Itulah yang dilakukan masyarakat di Maluk, Kecamatan Sekongkang, Sumbawa Barat, yang mengolah sabut kelapa menjadi coconet.
Coconet merupakan serabut kelapa yang dipilin. Fungsinya, untuk mencegah tanah dari longsor dan erosi.
Proses pembuatannya cukup unik, dengan mengaitkan seutas sabut kelapa pada mesin pemintal. Kemudian, urat-urat sabut kelapa atau yang disebut coco fiber disambungkan hingga panjangnya 15 meter.
Untuk menyambungkannya, petugas harus berjalan mundur sambil memilin hingga ukuran yang diinginkan. Selanjutnya, coconet dianyam selebar dua meter sebelum akahirnya digulung.
Sepintas memang terlihat mudah, namun untuk bisa memilinnya sampai padat dibutuhkan latihan cukup lama. "Saya kira mudah, kan tinggal mundur sambil mengatur sabutnya. Tapi setelah mencoba, ternyata harus punya keterampilan khusus," ujar seorang peserta Newmont Bootcamp Meliana Ulfa saat mengunjungi pabrik coconet di Desa Maluk, Sumbawa Barat, Jumat (19/2/2016).
Usaha Coconet mampu menyerap puluhan tenaga kerja yang didominasi ibu-ibu rumah tangga, sehingga sangat membantu pendapatan keluarga. Saat ini, ada 50 pekerja yang tergabung dalam PT Ridho Bersama.
Pekerja setiap harinya mampu menghasilkan 22-24 gulung (roll) Coconet. Mereka bekerja sesuai dengan bagiannya, ada yang memilin dan ada yang menganyam.
"Ini sebagai pemberdayaan masyarakat dan mengurangi pengangguran di Maluk. Kebetulan Newmont sangat butuh produk ini untuk reklamasi," kata Mandor PT Ridho Bersama Muhammad Yasin.
Setiap bulannya, PT Newmont Nusa Tenggara membutuhkan 475 gulung Coconet. Selain memenuhi kebutuhan Newmont, Coconet juga dipesan beberapa instansi di daerah Dompu dan Sekongkang, NTB.
"Ke depan, kami sedang mengusahakan tenaga kerja untuk mengolah coco fiber menjadi sapu dan pot bunga," tutup Yasin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(NIN)