Erupsi Gunung Merapi terlihat dari wilayah Yogyakarta. Foto: Branda ANTARA
Erupsi Gunung Merapi terlihat dari wilayah Yogyakarta. Foto: Branda ANTARA

Longsoran Kubah Merapi Sebabkan Awan Panas Guguran

Antara • 11 Maret 2023 21:26
Yogyakarta: Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengatakan rentetan luncuran awan panas guguran dari Gunung Merapi terjadi akibat longsoran kubah lava barat daya gunung api itu.
 
Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah erupsi pada Sabtu dari pukul 12.00 hingga 18.00 WIB. Gunung Merapi meluncurkan awan panas guguran 29 kali ke arah barat dengan jarak luncur maksimum empat kilometer.
 
"Prosesnya adalah karena terjadi longsoran kubah lava barat daya," kata Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso dalam konferensi pers via virtual yang diikuti dari Yogyakarta, Sabtu, 11 Maret 2023.

Gunung Merapi memiliki dua kubah lava yang sama-sama tumbuh. Kubah lava pertama berada di sisi barat daya, tepatnya di atas lava sisa erupsi tahun 1997.
 
Kubah lava kedua, yang terpantau BPPTKG pada 4 Februari 2021, berada di tengah kawah puncak Gunung Merapi. Kedua kubah lava tersebut apabila longsor secara masif berpotensi menimbulkan awan panas yang bisa meluncur hingga sejauh tujuh kilometer ke arah barat daya dan lima kilometer ke arah selatan-tenggara.
 
"Kubah lava barat daya ini menempati tempat yang miring sehingga benar-benar tidak stabil, sehingga baik mendapat tekanan (suplai magma) dari dalam atau tidak ini bisa secara tiba-tiba (memicu guguran). Tapi aktivitas internal menunjukkan ada tekanan," kata dia.
 
Baca: BPPTKG: Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi Fluktuatif

Berdasarkan hasil analisis foto udara pada 13 Januari 2023, volume kubah lava barat daya terhitung 1.598.700 meter kubik dan kubah lava tengah 2.267.400 meter kubik.
 
BPPTKG, kata Agus, akan kembali melakukan pengambilan data menggunakan drone untuk mengecek volume terakhir serta dimensi kubah lava yang runtuh. Agus menjelaskan aktivitas kegempaan internal Gunung Merapi, yang meliputi gempa vulkanik dalam, vulkanik dangkal, dan multifase, hingga kini masih tinggi.
 
Hal itu menunjukkan masih adanya suplai magma dari dalam. BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga karena potensi keluarnya magma dari dalam gunung api itu masih tinggi.
 
Meski meminta masyarakat tetap waspada, Agus meyakini aktivitas erupsi efusif berupa luncuran awan panas guguran pada Sabtu tidak akan sampai ke permukiman warga di sekitar Gunung Merapi.
 
"Jarak luncur ke arah barat daya maksimal tujuh kilometer, sementara yang kami ketahui permukiman penduduk di arah Kali Krasak sampai delapan kilometer," kata dia.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan