Bandung: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Bandung, Jawa Barat, terus memantau selama 24 jam aktivitas seismik yang ada di Sesar Lembang. Hal itu menyusul terjadinya gempa bumi di Cianjur dengan kekuatan 5,6 Magnitudo pada Senin, 21 November 2022.
Staf Observasi Geologi Gempa Bumi di Stasiun BMKG Bandung, Ajeng Marina Utami mengungkapkan jika Sesar Lembang aktif, patahan tersebut berpotensi mengakibatkan gempa berkekuatan 6-7 magnitudo.
"BMKG sudah mengeluarkan rilis kajian tentang itu, 2017 sudah mengeluarkan kajian tentang Sesar Lembang untuk magnitudo maksimumnya ada 6-7. Perlu ditegaskan itu hanya potensi, bukan prediksi," jelasnya.
Berdasarkan skenario pemetaan mitigasi gempa yang dilakukan BMKG, jika terjadi gempa di Sesar Lembang dengan kekuatan 6,8 Magnitudo wilayah Bandung Raya akan mengalami dampak yang cukup berat. Hal itu diukur menggunakan skala MMI (Modified Mercally Intensity).
"Kalau dari skenario peta guncangan Sesar Lembang itu untuk skenario 6,8 Magnitudo, untuk Kabupaten dan Kota Bandung kerusakanya sedang 6 sampai 7 MMI, kemudian Sumedang, Subang, Karawang, Indramayu, Cianjur 5 sampai 6 MMI kerusakannya ringan," terangnya.
Sementara itu, kata Ajeng, dalam skenario tersebut gempa juga akan turut dirasakan ke berbagai daerah lain yang ada di Jawa Barat. Seperti Sukabumi, Depok, Bogor, Garut dan Tasikmalaya.
Daerah itu akan terdampak 4 sampai 5 MMI dirasakanya kuat tapi potensi kerusakanya ringan. Kemudian Kuningan, Tasikmalaya, Bogor, Banjar, Ciamis, Pangandaran itu 3 sampai 4 MMI biasanya hanya dirasakan kuat tanpa ada kerusakan," lanjutnya.
Meski begitu, Ajeng memastikan sepanjang tahun 2022 hingga saat ini tidak ada pergerakan di Sesar Lembang yang signifikan. Meski, diakuinya ada beberapa pergerakan seismik yang mengakibatkan gempa kecil akibat pergerakan Sesar Lembang.
"Sejauh ini belum ada aktivitas Sesar Lembang. Tapi BMKG dengan jaringan jauh lebih baik sekarang selalu memantau pergerakan sesar lembang selama 24 jam. Tahun ini hanya gempa-gempa kecil, untuk pergerakan di Lembang itu terus kita pantau. kalau tahun ini belum ada pergerakan signifikan," ucapnya lagi.
Namun begitu, Ajeng meminta masyarakat agar tetap waspada akan potensi bencana gempa dengan mengetahui mitigasi gempa sedini mungkin. Ia juga meminta kepada pemerintah kota dan kabupaten yang berada di garis Sesar Lembang untuk segera membenahi jalur dan rute evakuasi jika terjadi gempa.
"Kita harapkan bersama kerja sama menang tidak hanya BMKG, BPBD, BNPB, kemudian Dinas terkait kita harapkan segera memasang rambu-rambu evakuasi agar ada langkah mitigasi untuk masyarakat," bebernya.
Menurut Ajeng, masyarakat diharapkan jangan panik jadi ketika merasakan sesuatu misalkan lapor di Sosmed InfoBMKG, atau BMKG Bandung. Nanti biasanya sinyalnya langsung masuk kemudian sesegera mungkin merilis Info peringatan.
Untuk diketahui, Sesar Lembang membentang sepanjang 29 KM dari Gunung Manglayang sampai Padalarang Kabupaten Bandung Barat, disebut sebagai patahan yang aktif hingga saat ini. Terakhir patahan tersebut menyebabkan gempa besar pada abad 15 silam, periode gempa besar dari Sesar Lembang berkisar setiap 500-600 tahun.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Bandung: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Bandung, Jawa Barat, terus memantau selama 24 jam aktivitas seismik yang ada di Sesar Lembang. Hal itu menyusul terjadinya
gempa bumi di Cianjur dengan kekuatan 5,6 Magnitudo pada Senin, 21 November 2022.
Staf Observasi Geologi Gempa Bumi di Stasiun BMKG Bandung, Ajeng Marina Utami mengungkapkan jika Sesar Lembang aktif, patahan tersebut berpotensi mengakibatkan gempa berkekuatan 6-7 magnitudo.
"BMKG sudah mengeluarkan rilis kajian tentang itu, 2017 sudah mengeluarkan kajian tentang Sesar Lembang untuk magnitudo maksimumnya ada 6-7. Perlu ditegaskan itu hanya potensi, bukan prediksi," jelasnya.
Berdasarkan skenario pemetaan mitigasi gempa yang dilakukan BMKG, jika terjadi gempa di Sesar Lembang dengan kekuatan 6,8 Magnitudo
wilayah Bandung Raya akan mengalami dampak yang cukup berat. Hal itu diukur menggunakan skala MMI (Modified Mercally Intensity).
"Kalau dari skenario peta guncangan Sesar Lembang itu untuk skenario 6,8 Magnitudo, untuk Kabupaten dan Kota Bandung kerusakanya sedang 6 sampai 7 MMI, kemudian Sumedang, Subang, Karawang, Indramayu, Cianjur 5 sampai 6 MMI kerusakannya ringan," terangnya.
Sementara itu, kata Ajeng, dalam skenario tersebut gempa juga akan turut dirasakan ke berbagai daerah lain yang ada di Jawa Barat. Seperti Sukabumi, Depok, Bogor, Garut dan Tasikmalaya.
Daerah itu akan terdampak 4 sampai 5 MMI dirasakanya kuat tapi potensi kerusakanya ringan. Kemudian Kuningan,
Tasikmalaya, Bogor, Banjar, Ciamis, Pangandaran itu 3 sampai 4 MMI biasanya hanya dirasakan kuat tanpa ada kerusakan," lanjutnya.
Meski begitu, Ajeng memastikan sepanjang tahun 2022 hingga saat ini tidak ada pergerakan di Sesar Lembang yang signifikan. Meski, diakuinya ada beberapa pergerakan seismik yang mengakibatkan gempa kecil akibat pergerakan Sesar Lembang.
"Sejauh ini belum ada aktivitas Sesar Lembang. Tapi BMKG dengan jaringan jauh lebih baik sekarang selalu memantau pergerakan sesar lembang selama 24 jam. Tahun ini hanya gempa-gempa kecil, untuk pergerakan di Lembang itu terus kita pantau. kalau tahun ini belum ada pergerakan signifikan," ucapnya lagi.
Namun begitu, Ajeng meminta masyarakat agar tetap waspada akan potensi bencana gempa dengan mengetahui mitigasi gempa sedini mungkin. Ia juga meminta kepada pemerintah kota dan kabupaten yang berada di garis Sesar Lembang untuk segera membenahi jalur dan rute evakuasi jika terjadi gempa.
"Kita harapkan bersama
kerja sama menang tidak hanya BMKG, BPBD, BNPB, kemudian Dinas terkait kita harapkan segera memasang rambu-rambu evakuasi agar ada langkah mitigasi untuk masyarakat," bebernya.
Menurut Ajeng, masyarakat diharapkan jangan panik jadi ketika merasakan sesuatu misalkan lapor di Sosmed InfoBMKG, atau BMKG Bandung. Nanti biasanya sinyalnya langsung masuk kemudian sesegera mungkin merilis Info peringatan.
Untuk diketahui, Sesar Lembang membentang sepanjang 29 KM dari Gunung Manglayang sampai Padalarang Kabupaten Bandung Barat, disebut sebagai patahan yang aktif hingga saat ini. Terakhir patahan tersebut menyebabkan gempa besar pada abad 15 silam, periode gempa besar dari Sesar Lembang berkisar setiap 500-600 tahun.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)