Yogyakarta: Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) mencatat berkurangnya luasan lahan mangrove akibat perubahan iklim. Deputi Perencanaan dan Evaluasi BRGM, Satyawan Pudyatmoko, mengatakan kondisi tersebut mengakibatkan perubahan iklim hingga menggerus daratan.
"Ada banyak (daerah terdampak perubahan iklim). Di Riau terutama karena ketiadaan mangrove (dampak) abrasi besar," kata Satyawan di Hotel Kimaya, Kota Yogyakarta, Selasa, 13 Desember 2022.
Dia mengatakan abrasi banyak terjadi pulau-pulau terluar. Abrasi tersebut membuat garis pantai kian menjorok dan mengurangi daratan.
"Artinya (wilayah) kita nanti bisa makin sempit, wilayah darat kita. Untuk daerah yang abrasinya besar kita tak bisa bekerja (menangani) sendiri," jelasnya.
Ia mengatakan perlu adanya upaya tersusun dalam menangani dampak abrasi, lebih spesifik abrasi di pesisir pantai. Penanganan itu dimulai dengan pemasangan benda atau alat pemecah ombak. Hal ini untuk mengurangi dampak hamtaman ombak di daratan.
Setelah pemecah ombak terpasang, baru dilakukan penanaman mangrove sebagai upaya perlindungan daratan. Menurut dia, tanaman mangrove akan lebih aman bila tidak langsung terhantam ombak.
“Termasuk di pesisir utara Jawa juga (perlu) dibangun tanggul. (Pembangunan tanggul) tergantung kekuatan ombak. Baru di belakang tembok ditanam mangrove,” kata dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.
Satyawan mengatakan BRGM akan melakukan rehabilitasi titik-titik kawasan mangrove yang rusak. Meskipun rehabilitasi itu hanya dilakukan di sejumlah provinsi yang jadi wilayah kerja lembaga tersebut.
Sejumlah provinsi yang masuk wilayah kerja BRGM di antaranya Kalimantan Utara (Kaltara), Kalimantan Timur (Kaltim), Kalimantan Barat), Bangka Belitung (Babel), Kepulauan Riau (Kepri), Riau, Sumatra Utara, Papua, dan papua Barat.
"Ini wilayah kerja kami di mangrove, tapi dalam melakukan pekerjaan harus banyak belajar seperti apa yang terjadi di (pesisir) Jawa," ungkapnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Yogyakarta: Badan Restorasi Gambut dan
Mangrove (BRGM) mencatat berkurangnya luasan lahan mangrove akibat perubahan iklim. Deputi Perencanaan dan Evaluasi BRGM, Satyawan Pudyatmoko, mengatakan kondisi tersebut mengakibatkan
perubahan iklim hingga menggerus daratan.
"Ada banyak (daerah terdampak perubahan iklim). Di
Riau terutama karena ketiadaan mangrove (dampak) abrasi besar," kata Satyawan di Hotel Kimaya, Kota Yogyakarta, Selasa, 13 Desember 2022.
Dia mengatakan abrasi banyak terjadi pulau-pulau terluar. Abrasi tersebut membuat garis pantai kian menjorok dan mengurangi daratan.
"Artinya (wilayah) kita nanti bisa makin sempit, wilayah darat kita. Untuk daerah yang abrasinya besar kita tak bisa bekerja (menangani) sendiri," jelasnya.
Ia mengatakan perlu adanya upaya tersusun dalam menangani dampak abrasi, lebih spesifik abrasi di pesisir pantai. Penanganan itu dimulai dengan pemasangan benda atau alat pemecah ombak. Hal ini untuk mengurangi dampak hamtaman ombak di daratan.
Setelah pemecah ombak terpasang, baru dilakukan penanaman mangrove sebagai upaya perlindungan daratan. Menurut dia, tanaman mangrove akan lebih aman bila tidak langsung terhantam ombak.
“Termasuk di pesisir utara Jawa juga (perlu) dibangun tanggul. (Pembangunan tanggul) tergantung kekuatan ombak. Baru di belakang tembok ditanam mangrove,” kata dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.
Satyawan mengatakan BRGM akan melakukan rehabilitasi titik-titik kawasan mangrove yang rusak. Meskipun rehabilitasi itu hanya dilakukan di sejumlah provinsi yang jadi wilayah kerja lembaga tersebut.
Sejumlah provinsi yang masuk wilayah kerja BRGM di antaranya Kalimantan Utara (Kaltara), Kalimantan Timur (Kaltim), Kalimantan Barat), Bangka Belitung (Babel), Kepulauan Riau (Kepri), Riau, Sumatra Utara, Papua, dan papua Barat.
"Ini wilayah kerja kami di mangrove, tapi dalam melakukan pekerjaan harus banyak belajar seperti apa yang terjadi di (pesisir) Jawa," ungkapnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)