Poso: Dalam momen bersejarah menjelang perayaan HUT ke-79 Republik Indonesia, Satuan Tugas (Satgas) Madago Raya Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah, bersama puluhan eks narapidana terorisme (napiter) menciptakan pemandangan yang menggugah di kaki Gunung Biru, Desa Pantagolembah, Kabupaten Poso.
Bendera merah putih raksasa berukuran 15x20 meter dibentangkan, menjadi simbol kuat rekonsiliasi dan cinta Tanah Air.
Komandan Operasi (Kaops) Madago Raya, Kombes Boy F S Samola mengatakan, kegiatan ini bagian dari program pembinaan dan kerja sama antara Polda Sulteng bersama para mantan pelaku kejahatan terorisme di Poso. Menurutnya, aksi ini bukan hanya sekadar seremonial menjelang perayaan HUT RI.
"Lebih dari itu, ini adalah ekspresi nyata kepedulian Polda Sulteng terhadap eks napiter. Dan bagaimana eks napiter mengespresikan kecintaannya terhadap bangsa dan negara," terang Boy seusai pembentangan bendera kepada sejumlah jurnalis di Poso, Jumat, 16 Agustus 2024.
Melalui kegiatan ini diharapkan, seluruh eks napiter Poso merasa diperhatikan. "Dan tidak kalah penting, kegiatan ini bisa membuktikan bahwa Poso sudah aman dan kondusif dari aksi-aksi teror," tegas Boy.
Seusai membentangkan bendera, Satgas Madago Raya juga menyalurkan bantuan berupa paket sembako, 3.500 bibit pohon, dan dana tunai kepada 62 eks napiter yang berpartisipasi.
"Selain itu kami juga memberikan 100 bendera Merah Putih untuk dipasang di rumah masing-masing eks napiter," ungkap Boy.
Pada acara ini, Satgas Madago Raya juga melibatkan Bhayangkara Tadulako Offroad (BTOF) Sulteng.
Sehari sebelumnya pada Kamis, 15 Agustus 2024. kegiatan napak tilas dengan menelusuri jalur-jalur operasi saat pengejaran kelompok sipil bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di hutan dan pegunungan Poso digelar.
"Kegiatan ini menunjukkan sinergi pelbagai elemen masyarakat. Dan puncak acaranya pada upacara pengibaran bendera besok (Sabtu 17Agustus)," imbuh dia.
Salah satu eks napiter Rafli mengatakan, kegiatan ini sangat baik untuk penguatan diri mereka setelah sebelumnya telah berikrar kembali ke NKRI.
"Saya sangat setuju dengan acara-acara seperti ini. Apa lagi kami dilibatkan," akunya kepada Media Indonesia.
Menurut Rafli, kegiatan ini pas waktunya karena sehari menjelang perayaan hari kemerdekaan. "Selain itu, kegiatan ini juga digelar di wilayah yang di mana dulu teman-teman sipil bersenjata beraktivitas."
Rafli menambahkan, bahwa dengan mengikuti pembentangan bendera merah putih ini, mereka sebagai eks napiter memperlihatkan gambaran nyata kecintaan terhadap NKRI. "Dan ini bukti nyata kesatuan serta persatuan kami dengan negara."
Peristiwa ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan Poso menuju rekonsiliasi dan perdamaian. Bendera merah putih yang berkibar di Gunung Biru bukan hanya simbol patriotisme, tetapi juga harapan baru bagi masa depan yang lebih cerah dan bersatu di tanah Poso.
Poso: Dalam momen bersejarah menjelang perayaan HUT ke-79 Republik Indonesia, Satuan Tugas (Satgas) Madago Raya Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah, bersama puluhan eks narapidana terorisme (napiter) menciptakan pemandangan yang menggugah di kaki Gunung Biru, Desa Pantagolembah,
Kabupaten Poso.
Bendera merah putih raksasa berukuran 15x20 meter dibentangkan, menjadi simbol kuat rekonsiliasi dan cinta Tanah Air.
Komandan Operasi (Kaops) Madago Raya, Kombes Boy F S Samola mengatakan, kegiatan ini bagian dari program pembinaan dan kerja sama antara Polda Sulteng bersama para mantan pelaku kejahatan terorisme di Poso. Menurutnya, aksi ini bukan hanya sekadar seremonial menjelang perayaan HUT RI.
"Lebih dari itu, ini adalah ekspresi nyata kepedulian Polda Sulteng terhadap eks napiter. Dan bagaimana eks napiter mengespresikan kecintaannya terhadap bangsa dan negara," terang Boy seusai pembentangan bendera kepada sejumlah jurnalis di Poso, Jumat, 16 Agustus 2024.
Melalui kegiatan ini diharapkan, seluruh eks napiter Poso merasa diperhatikan. "Dan tidak kalah penting, kegiatan ini bisa membuktikan bahwa Poso sudah aman dan kondusif dari aksi-aksi teror," tegas Boy.
Seusai membentangkan bendera, Satgas Madago Raya juga menyalurkan bantuan berupa paket sembako, 3.500 bibit pohon, dan dana tunai kepada 62 eks napiter yang berpartisipasi.
"Selain itu kami juga memberikan 100 bendera Merah Putih untuk dipasang di rumah masing-masing eks napiter," ungkap Boy.
Pada acara ini,
Satgas Madago Raya juga melibatkan Bhayangkara Tadulako Offroad (BTOF) Sulteng.
Sehari sebelumnya pada Kamis, 15 Agustus 2024. kegiatan napak tilas dengan menelusuri jalur-jalur operasi saat pengejaran kelompok sipil bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di hutan dan pegunungan Poso digelar.
"Kegiatan ini menunjukkan sinergi pelbagai elemen masyarakat. Dan puncak acaranya pada upacara pengibaran bendera besok (Sabtu 17Agustus)," imbuh dia.
Salah satu eks napiter Rafli mengatakan, kegiatan ini sangat baik untuk penguatan diri mereka setelah sebelumnya telah berikrar kembali ke NKRI.
"Saya sangat setuju dengan acara-acara seperti ini. Apa lagi kami dilibatkan," akunya kepada Media Indonesia.
Menurut Rafli, kegiatan ini pas waktunya karena sehari menjelang perayaan hari kemerdekaan. "Selain itu, kegiatan ini juga digelar di wilayah yang di mana dulu teman-teman sipil bersenjata beraktivitas."
Rafli menambahkan, bahwa dengan mengikuti pembentangan bendera merah putih ini, mereka sebagai eks napiter memperlihatkan gambaran nyata kecintaan terhadap NKRI. "Dan ini bukti nyata kesatuan serta persatuan kami dengan negara."
Peristiwa ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan Poso menuju rekonsiliasi dan perdamaian. Bendera merah putih yang berkibar di Gunung Biru bukan hanya simbol patriotisme, tetapi juga harapan baru bagi masa depan yang lebih cerah dan bersatu di tanah Poso.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)