Tangerang: Sejumlah pelaku yang diduga melakukan penganiayaan terhadap mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam) saat mencoba menghentikan ibadah doa Rosario di Setu, Tangerang Selatan (Tangsel), dibekuk. Namun, pihak kepolisian belum mengungkap identitas dari para pelaku tersebut.
"Kami mengamankan lebih dari satu orang. Nanti kita sampaikan saat konferensi pers seluruhnya nanti," ujar Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Ibnu Bagus Santoso, Selasa, 7 Mei 2024.
Selain itu, Ibnu mengatakan pihaknya pun enggan membuka lebih dari kasus tersebut, seperti peran pelaku yang ditangkap. Saat ini, lanjutnya, pihaknya masih melakukan pendalaman lebih terkait kejadian tersebut.
"Masih dalan pendalaman. Nanti kita sampaikan secara seluruhnya dalam pers rilis kita siang ini," katanya.
"Untuk korban tersebut itu suatu penganiayaan yang dilaporkan tadi, jadi kami dari pihak kepolisian, dari segi hukum, kami melaksanakan upaya kepolisian, itu agar terang," sambungnya.
Sementara, Marat, Ketua RW setempat mengaku jika terdapat warganya membawa senjata tajam jenis pisau dapur saat terjadinya kericuhan tersebut. Pisau tersebut, Marat menegaskan, jika senjata tajam tersebut bukan sengaja telah disiapkan terlebih dahulu.
"Pisau dapur bukan telah disiapkan sebelumnya melainkan reaksi karena tersulut emosi saat dengar ada ribut-ribut, sepintas karena emosi. Ada satu memang yang bawa (sajam) dan memang karena emosi," kata Marat.
Tangerang: Sejumlah pelaku yang diduga melakukan penganiayaan terhadap mahasiswa
Universitas Pamulang (Unpam) saat mencoba menghentikan ibadah doa Rosario di Setu, Tangerang Selatan (Tangsel), dibekuk. Namun, pihak kepolisian belum mengungkap identitas dari para pelaku tersebut.
"Kami mengamankan lebih dari satu orang. Nanti kita sampaikan saat konferensi pers seluruhnya nanti," ujar Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Ibnu Bagus Santoso, Selasa, 7 Mei 2024.
Selain itu, Ibnu mengatakan pihaknya pun enggan membuka lebih dari kasus tersebut, seperti peran pelaku yang ditangkap. Saat ini, lanjutnya, pihaknya masih melakukan pendalaman lebih terkait kejadian tersebut.
"Masih dalan pendalaman. Nanti kita sampaikan secara seluruhnya dalam pers rilis kita siang ini," katanya.
"Untuk korban tersebut itu suatu penganiayaan yang dilaporkan tadi, jadi kami dari pihak kepolisian, dari segi hukum, kami melaksanakan upaya kepolisian, itu agar terang," sambungnya.
Sementara, Marat, Ketua RW setempat mengaku jika terdapat warganya membawa senjata tajam jenis pisau dapur saat terjadinya kericuhan tersebut. Pisau tersebut, Marat menegaskan, jika senjata tajam tersebut bukan sengaja telah disiapkan terlebih dahulu.
"Pisau dapur bukan telah disiapkan sebelumnya melainkan
reaksi karena tersulut emosi saat dengar ada ribut-ribut, sepintas karena emosi. Ada satu memang yang bawa (sajam) dan memang karena emosi," kata Marat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)
