Lampung Timur: Sepasang suami istri (pasutri) asal Kecamatan Raman Utara, Kabupaten Lampung Timur, tersambar petir saat hendak pulang dari memanen jagung miliknya. Kejadian tersebut terjadi di areal jalan areral persawahan Dusun 5, Desa Ratna Daya, Kecamatan Raman Utara, Lampung Timur.
"Akibat sambaran petir, suami bernama Satukir, 55, warga Desa Ratna Daya, Kecamatan Raman Utara, tewas di tempat. Sementara istrinya bernama Sri Suwarsini masih di rawat di rumah sakit," ujar Kanit Reskrim Polsek Raman Utara, Aipda Sa'al Efendi, Rabu malam, 7 September 2022.
Dia menjelaskan peristiwa tersebut bermula pada Rabu, 6 September 2022 sekitar pukul 12.00 WIB. Pada saat itu Satukir berboncengan bersama istrinya Sri Suwarsini yang hendak pulang dari memanen jagung miliknya.
"Dengan mengendarai sepeda motor, tiba-tiba di perjalanan korban (Satukir) tersambar petir yang mengakibatkan korban meninggal dunia. Sedangan istri korban Sri Suwarsini, mengalami luka ringan dan pingsan dan langsung dilakukan perawatan di Klinik Hanifa, Desa Kota Raman, Kecamatan Raman Utara," jelasnya.
Sa'al juga menambahkan dari hasil pemeriksaan medis terhadap jasad korban (Saturkir) ditemukan adanya luka terbuka pada kepala sebelah kanan dan kaki sebelah kiri.
"Pihak keluarga korban tidak menghendaki dilakukannya visum terhadap jasad korban (Saturkir) dan keluarga telah mengikhlaskan bahwa kejadian tersebut menurut mereka adalah musibah," pungkasnya.
Lampung Timur: Sepasang suami istri (pasutri) asal Kecamatan Raman Utara, Kabupaten Lampung Timur,
tersambar petir saat hendak pulang dari memanen jagung miliknya. Kejadian tersebut terjadi di areal jalan areral persawahan Dusun 5, Desa Ratna Daya, Kecamatan Raman Utara, Lampung Timur.
"Akibat sambaran petir, suami bernama Satukir, 55, warga Desa Ratna Daya, Kecamatan Raman Utara,
tewas di tempat. Sementara istrinya bernama Sri Suwarsini masih di rawat di rumah sakit," ujar Kanit Reskrim Polsek Raman Utara, Aipda Sa'al Efendi, Rabu malam, 7 September 2022.
Dia menjelaskan peristiwa tersebut bermula pada Rabu, 6 September 2022 sekitar pukul 12.00 WIB. Pada saat itu Satukir
berboncengan bersama istrinya Sri Suwarsini yang hendak pulang dari memanen jagung miliknya.
"Dengan mengendarai sepeda motor, tiba-tiba di perjalanan korban (Satukir) tersambar petir yang mengakibatkan korban meninggal dunia. Sedangan istri korban Sri Suwarsini, mengalami luka ringan dan pingsan dan langsung dilakukan perawatan di Klinik Hanifa, Desa Kota Raman, Kecamatan Raman Utara," jelasnya.
Sa'al juga menambahkan dari hasil pemeriksaan medis terhadap jasad korban (Saturkir) ditemukan adanya luka terbuka pada kepala sebelah kanan dan kaki sebelah kiri.
"Pihak keluarga korban tidak menghendaki dilakukannya visum terhadap jasad korban (Saturkir) dan keluarga telah mengikhlaskan bahwa kejadian tersebut menurut mereka adalah musibah," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)