Jepara: Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Jepara, Jawa Tengah, Muh Ali, menyebut beban kerja petugas medis di wilayahnya menangani penyebaran dan penularan covid-19 kian berat. Masyarakat dengan dugaan terpapar virus korona mulai enggan dites usap.
“Itu fenomena yang ada di lapangan (sekarang). Terus terang saya kasihan sama teman-teman (petugas medis). Sekarang sudah ditemukan orang yang akan diswab menolak,” ujar dia, Jumat, 11 September 2020.
Tak cuma itu, warga yang diketahui suspect pun menolak dirawat inap di rumah sakit. Mereka lebih memilih pulang paksa ketimbang mendapatkan penanganan di ruang isolasi.
Baca juga: Pelanggar Protokol Kesehatan di Solo Diberi Sanksi Bersihkan Sungai
“Dampaknya kemudian terjadi peningkatan (kasus). Butuh dukungan dan peran masyarakat untuk menekan angka penyebaran dan penularan. Caranya ya, dengan patuh protokol kesehatan” sambung dia.
Data yang dihimpun dari Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), saat ini ada 93 kasus positif covid-19. Dari jumlah tersebut, sebanyak 65 orang melakukan isolasi mandiri.
"Sisanya sebanyak enam orang dirawat di rumah sakit yang ada di Jepara dan 22 orang dirawat di rumah sakit di luar daerah," jelasnya.
Sementara itu, ada enam rumah sakit rujukan covid-19 di Jepara. Jumlah kamar isolasi yang disiapkan sebanyak 63 ruangan. Saat ini hanya terisi sebanyak 20 ruangan, sisanya 43 ruang isolasi kosong.
Data yang dihimpun dari Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), saat ini ada 93 kasus positif covid-19. Dari jumlah tersebut, sebanyak 65 orang melakukan isolasi mandiri.
"Sisanya sebanyak enam orang dirawat di rumah sakit yang ada di Jepara dan 22 orang dirawat di rumah sakit di luar daerah," jelasnya.
Sementara itu, ada enam rumah sakit rujukan covid-19 di Jepara. Jumlah kamar isolasi yang disiapkan sebanyak 63 ruangan. Saat ini hanya terisi sebanyak 20 ruangan, sisanya 43 ruang isolasi kosong.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)