Brebes: Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdat) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi menyatakan, kecelakaan bus pariwisata Sri Padma di Sumedang, Jawa Barat, pada Rabu, 10 Maret 2021, lebih disebabkan karena faktor human error atau kesalahan manusia. Kecelakaan itu menewaskan 29 orang.
Hal tersebut disampaikan Budi Setiadi saat mendampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, meninjau Jembatan Timbang Tanjung di jalur Pantura Desa Tanjung, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Jumat, 12 Maret 2021.
Budi Setiadi mengatakan saat ini Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sedang menyelidiki penyebab kecelakaan.
Baca juga: Polisi Belum Tetapkan Tersangka Kecelakaan Bus di Sumedang
"Lokasi kecelakaan merupakan jalam menurun dan berbelok tajam. Pengemudi kemungkinan tidak terampil dengan kondisi jalan seperti itu," jelasnya.
Menurutnya, pengemudi kemungkinan saat itu berusaha memindahkan gigi kendaraan. "Katakan dari gigi tiga ke satu, tapi kemudian gagal sehingga netral. Akibatnya kendaraan nyelonong. Jadi intinya faktor human errorr," terangnya.
Saat terjadi kecelakaan, bus mengangkut 65 orang, Dari jumlah tersebut perincian 39 orang selamat, 26 meninggal dan satu orang meninggal dalam proses evakuasi. (Supardji Rasban)
Brebes: Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdat) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi menyatakan,
kecelakaan bus pariwisata Sri Padma di Sumedang, Jawa Barat, pada Rabu, 10 Maret 2021, lebih disebabkan karena faktor human error atau kesalahan manusia. Kecelakaan itu menewaskan 29 orang.
Hal tersebut disampaikan Budi Setiadi saat mendampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, meninjau Jembatan Timbang Tanjung di jalur Pantura Desa Tanjung, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Jumat, 12 Maret 2021.
Budi Setiadi mengatakan saat ini Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sedang menyelidiki penyebab kecelakaan.
Baca juga:
Polisi Belum Tetapkan Tersangka Kecelakaan Bus di Sumedang
"Lokasi kecelakaan merupakan jalam menurun dan berbelok tajam. Pengemudi kemungkinan tidak terampil dengan kondisi jalan seperti itu," jelasnya.
Menurutnya, pengemudi kemungkinan saat itu berusaha memindahkan gigi kendaraan. "Katakan dari gigi tiga ke satu, tapi kemudian gagal sehingga netral. Akibatnya kendaraan nyelonong. Jadi intinya faktor human errorr," terangnya.
Saat terjadi kecelakaan, bus mengangkut 65 orang, Dari jumlah tersebut perincian 39 orang selamat, 26 meninggal dan satu orang meninggal dalam proses evakuasi. (Supardji Rasban)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)