Sumenep: Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, sejak Januari hingga Oktober 2020 mencapai 140 kasus. Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep masih berupaya menekan angka kasus agar tak terus bertambah.
"Sekarang pancaroba bisa saja kasusnya bertambah namun kita berharap tidak ada penambahan," kara Kepala Dinkes Sumenep Agus Mulyono, Rabu, 21 Oktober 2020.
Ia menyebutkan 140 kasus DBD itu tersebar pada 54 desa. Agus mengeklaim jumlah tersebut turun ketimbang pada periode yang sama tahun lalu, yakni 300 kasus di 112 desa.
"Tahun ini jauh lebih rendah, bahkan sebarannya juga berkurang. Sekarang 54 desa kalau di 2019 itu mencapai 112 desa," paparnya.
Baca juga: Musim Pancaroba, Waspadai Demam Berdarah dengan Fogging dan Edukasi
Agus mengungkapkan, banyak faktor yang menjadikan pasien demam berdarah masih tinggi, salah satunya ketahanan tubuh, cuaca, hingga kebersihan lingkungan.
Sebagai upaya menekan angka kasus demam berdarah, lanjut dia, pihaknya telah melengkapi semua Puskesmas dengan alat fogging atau pengasapan. Masyarakat bisa memanfaatkan pelayanan itu dengan mengusulkan fogging jika di daerahnya ditemukan kejadian demam berdarah.
"Tinggal menghubungi Puskesmas, nanti ada petugas yang akan melakukan fogging. Kita maksimalkan pelayanan kepada masyarakat, yang penting kita bersama-sama menjaga pola hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan," jelasnya.
Sumenep:
Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, sejak Januari hingga Oktober 2020 mencapai 140 kasus. Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep masih berupaya menekan angka kasus agar tak terus bertambah.
"Sekarang pancaroba bisa saja kasusnya bertambah namun kita berharap tidak ada penambahan," kara Kepala Dinkes Sumenep Agus Mulyono, Rabu, 21 Oktober 2020.
Ia menyebutkan 140 kasus DBD itu tersebar pada 54 desa. Agus mengeklaim jumlah tersebut turun ketimbang pada periode yang sama tahun lalu, yakni 300 kasus di 112 desa.
"Tahun ini jauh lebih rendah, bahkan sebarannya juga berkurang. Sekarang 54 desa kalau di 2019 itu mencapai 112 desa," paparnya.
Baca juga:
Musim Pancaroba, Waspadai Demam Berdarah dengan Fogging dan Edukasi
Agus mengungkapkan, banyak faktor yang menjadikan pasien demam berdarah masih tinggi, salah satunya ketahanan tubuh, cuaca, hingga kebersihan lingkungan.
Sebagai upaya menekan angka kasus demam berdarah, lanjut dia, pihaknya telah melengkapi semua Puskesmas dengan alat fogging atau pengasapan. Masyarakat bisa memanfaatkan pelayanan itu dengan mengusulkan fogging jika di daerahnya ditemukan kejadian demam berdarah.
"Tinggal menghubungi Puskesmas, nanti ada petugas yang akan melakukan fogging. Kita maksimalkan pelayanan kepada masyarakat, yang penting kita bersama-sama menjaga pola hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MEL)